Mengurus Ijin Tinggal untuk Mendampingi Pasangan Sekolah di Austria

Ijin tinggal atau residence permit diperlukan ketika kita hendak tinggal di Austria selama

Beradaptasi dengan Day Care

Kolaborasi Orang tua, anak dan tim di masa awal menitipkan anak di daycare.

Mengenal kuman si biang penyakit

Apa itu patogen? Apa itu virulensi? Apa itu resistensi? Belajar tentang kuman yuk supaya kita tahu bagaimana mencegahnya

Dieser Sommerurlaub war....

abenteuerlich (adventurous)/anregend (stimulating)/ erstaunlich (amazing)/ ermüdend (tiring)/ bedrohlich (threatening

Toilet training untuk anak

Sharing pengalaman yuk bagaimana membuat si kecil supaya mau pergi ke toilet

Friday 19 February 2021

Kenaikan Berat Badan Bayi di Bawah Minimum

Beberapa hari yang lalu adalah jadwalnya Nabila vaksinasi. Karena divaksin oleh dokter spesialis anak, saya sekalian konsultasikan perkembangan berat badan Nabila.

Usianya 4 bulan 1 minggu. Tiga bulan terakhir, berturut-turut kenaikan berat badannya di bawah Kenaikan Berat Badan Minimum (KBM). 

Selama 3 bulan ini, Nabila memang tergolong sering muntah. Setelah ditelusuri dan diamati, dia muntah setiap kali saya makan/ minum produk susu dan seafood tertentu. Kadang disertai ruam. Sudah dikonsultasikan ke dokter anak, kesimpulannya alergi susu dan seafood tertentu. Jadi, menurut saya kemungkinan besar perkembangan BB nya di bawah KBM adalah karena dia sering muntah, alias nutrisi yang terserap tidak maksimal. 

Berdasarkan ini, saya konsultasikan ke dr. Devatri, SpA, bagaimana jika Nabila mulai MPASI?

Dokter mengecek perkembangan BB Nabila. Lalu analisa dokter seperti ini :
1. Secara umum Nabila tampak sehat
2. Kenaikan BB nya tiga bulan berturut-turut memang kurang dari KBM, tapi setelah dicek ke tabel Increment dari WHO, kenaikannya masih dalam batasan normal. 
3. Jika ada kekhawatiran, boleh mulai MPASI jika Nabila sudah menunjukkan kesiapan untuk memulai MPASI. Memang Nabila sudah menunjukkan tanda kesiapan MPASI
4. Karena masih berusia 4 bulan, MPASI nya hanya bertujuan untuk tambahan saja, bukan untuk menggantikan ASI.


Tabel Increment WHO

Tabel increment alias tabel kenaikan berat badan ternyata adalah tabel yang bisa kita rujuk, jika kenaikan berat badan anak kurang dari KBM. 

Tabelnya seperti ini (untuk memudahkan membacanya, saya tambahkan garis hijau) : 
Dokter lalu memberikan penjelasan. Kenaikan berat badan masih termasuk normal jika berada di sebelah kanan garis hijau. 

Tabel bisa diunduh dari website WHO, di link ini.


Baiklah, ketok palu. Nabila mulai MPASI.. bismillah 😇🙏

---
Cerita ini hanya sharing pengalaman. Kondisi yang sama pada anak, belum tentu memiliki diagnosa yang sama dan solusi yang sama. Solusi yang saya tuliskan, belum tentu sesuai untuk setiap kondisi yang mirip.

Jika buah hati Ayah Bunda mengalami kondisi yang mirip, boleh konsultasi terlebih dahulu ya dengan dokter spesialis anak.

Terimakasih 😊

----
Cerita lainnya >>


Share:

Monday 15 February 2021

Jaman Sudah Beda, Kenapa Tetap ngeBlog?


Akhir-akhir ini bermunculan pertanyaan tentang sesuatu, seringkali tentang satu hal yang sama dari beberapa teman di medsos. Kadang hanya perlu dijawab singkat, tapi ada pula yang perlu dijawab panjang. Saya yakin ini sering terjadi di lingkaran medsos kita semua.

"Ditulis di blog, Vid! Nanti kalau ada yang nanya lagi tinggal di-share link-nya, nggak perlu cerita ulang", kata salah seorang teman. Dia adalah blogger yang konsisten. Kami pernah sama-sama menjadi penulis di blog apotekerbercerita.com. Dia sudah berhasil menelurkan sebuah buku. Keren sekali. Monika Oktora namanya.

Suami saya juga sama, sering mengucapkan kalimat itu. Dia juga konsisten menulis di blog nya, andyyahya.com. Dia juga sudah menulis bukunya sendiri. Tapi kok  sudah lama ya saya tidak dengar lagi suami saya bilang, "udah.. ditulis di blog..".🤭

Pak suami sepertinya tau saya sudah mulai kehilangan semangat ngeblog. Hihi. Kelihatan history postingan saya di blog ini, terakhir ternyata sudah tiga tahun yang lalu. Setelah saya ingat-ingat, kelihatannya saya tenggelam bersama rutinitas baru. Back for good, adaptasi lagi, ngurusin sertifikasi, hamil lagi, ngurusin sekolah anak, melahirkan, hamil lagi (lagi 🤭), renovasi, lalu dilanjut PJJ. Banyak sekali ide cerita yang ingin ditulis, tapi saya merasa kesulitan untuk mengatur waktunya.

Beberapa hari yang lalu, saya jadi sengaja sempatkan satu waktu untuk membuka-buka lagi blog ini. Memangnya saya sudah ngapain aja sih dengan blog ini? Buka-buka page nya, baca-baca judulnya, lalu baca ulang cerita-ceritanya. Astaga, ternyata seru juga. Saya seperti sedang menggunakan mesin waktu, melihat dan mendengarkan diri saya yang lebih muda. Berargumen, belajar menjadi edukator, belajar masak, sampai curcol hal receh. Ternyata sedikit-sedikit memories dan rasa-rasa mulai lepas dari ingatan. Saya sampai ketawa ketiwi sendiri, terutama waktu membaca cerita tentang celotehan Aqila waktu batita. 

Jadi saya sempat merasa ngeblog nggak se-worthwhile itu untuk disempatkan di sela-sela kesibukan. Tapi sekarang, malah saya menyesal. Merasa tulisannya kurang banyak. Merasa rindu dengan masa lalu yang belum sempat diceritakan. Ternyata feel nya beda ya, ketika sebuah cerita atau artikel ditulis saat belum lama terjadi dibanding dengan ditulis ketika sudah kelewat jauh. Waktu dibaca, feel nya akan beda.

Nulis blog pun sekarang bisa dari dan di mana saja. Tinggal pakai aplikasi di HP. Tidak harus lagi pakai laptop.

Dari situ, muncul semangat saya untuk rajin menulis lagi. Apalagi sekarang sudah gabung komunitas ngeblog bareng Mamah Gajah Ngeblog. Komunitas yang isinya ibu-ibu dan calon ibu, sesama almamater kampus gajah duduk, yang sama-sama hobi ngeblog. Jadi ada yang rajin ngingetin buat nulis. Bisa belajar banyak juga dari mamah-mamah yang lain.

Tulisan ini juga jadi salah satu challenge dari Mamah Gajah Ngeblog, "Alasan kembali menulis".

Challenge sampai tahun depan bahkan sudah direncanakan :

Februari : Alasan Kembali Ngeblog
Maret: Budayakan Hidup Tanpa Bajakan/Legal
April : Review/Resensi Film
Mei: Cerita Komedi true story
Juni: Mengapa memilih kuliah di jurusan masing-masing
Juli: Resep Masakan Andalan
Agustus: Komunitas yang bikin aku bahagia
September: Cerita kegiatan #dirumahaja
Oktober: Pengalaman/pelajaran berharga dari masa kuliah
November: Review/resensi buku
Desember: Lesson learned 2021 dan motto 2022
Januari: Nulis blog pakai bahasa Inggris


Semoga saja bisa terus mengikuti challenge nya.

Awal lahirnya blog ini, saya tulis ini di bagian about me :

---"Dengan menulis, saya banyak membaca dan belajar, mengingat, belajar berkomunikasi, belajar bertanggung jawab dan akhirnya saya mengijinkan diri saya sedikit berbangga dan bahagia meskipun mungkin menurut orang itu biasa saja. hihi. Saya merasa ada yang terobati setiap bisa menyelesaikan satu judul tulisan. Maka saya pikir tidak ada alasan untuk berhenti menulis."---

That's so true. Dan saya pikir, akan relevan sampai kapanpun.

Jadi, tetap semangat menulis ya!🤗


<<<Cerita sebelumnya :
Nasi Kebuli Kambing

Share:

Saturday 13 February 2021

Keberangkatan ke Austria

Akhirnya hari itu tiba juga. Jadwal keberangkatan kami ke Austria. Tiket sudah di tangan. Barang-barang sudah dikemas. Visa juga tentu saja sudah siap. Walaupun baru jadi beberapa hari sebelum keberangkatan.

Sedih karena ini yang pertama kali pergi sangat jauh dari Abah dan Ibu, untuk waktu yang lama. Sangat jauh sampai kami nggak yakin kapan bisa ketemu lagi. Mungkin tahun depan, atau depannya lagi, atau depannya lagi? Entahlah. Pun juga orang tua kami, saya yakin beliau berdua merasakan kegundahan yang tidak jauh berbeda. 

Tapi juga senang, karena ini artinya saya, suami, dan Aqila tidak perlu berjauhan lagi. 

Juga excited, wondering dunia luar seperti apa yang akan saya temui. 

Kala itu teknologi bernama android dan whatsapp belum lama muncul. Generasi milenial seperti saya dan suami tentu mudah menyesuaikan diri. Lain halnya dengan generasi senior. Kami juga sudah memikirkan itu. Hari-hari sebelumnya kami membiasakan berkirim video dan foto via whatsapp dan juga video call dengan para orang tua kami. Mempelajari trouble and shoot di whatsapp dan tentu saja cara memperpanjang kuota internet 😄 Demi kelancaran komunikasi jarak jauh nanti.

Di hari H, Abah dan Ibu, kedua mertua, dan adik ipar semua mengantar di bandara. Sahabat saya, Sabrina dan Kuti juga datang. Adik kelas suami yg sudah bantu ngurus2 residence permit, Heru dan Gumi, juga datang. Kakak saya dan keluarganya yang saat itu tinggal di Tanjung Balai, tidak bisa hadir. Tapi mereka sudah menyempatkan untuk bertemu kami di rumah sebelumnya. Momen yang sangat berarti ❤️

Aqila saat itu usianya 1 tahun lewat sedikit. Dia baru bisa mulai melangkah beberapa langkah. Lucu sekali. Di bandara, dia selalu bersama mainan kucing kesayangannya. Tetap ceria sambil berusaha disuapi makan buah pisang. Dia waktu itu memang agak tidak suka makan. Hahah. Sedikit makan, tapi sehat dan sangat aktif. Alhamdulillah. Dia senang sekali banyak yang datang memperhatikannya. Dia belum mengerti momen nano-nano di hari itu 😅 yah.. sepertinya keberadaannya menjadi pelipur lara kami semua orang dewasa yang di sana.
Tiba saat saya, suami, dan Aqila harus masuk ke ruang tunggu di dalam bandara. Sekali saya sempatkan menoleh ke belakang, melambaikan tangan, tersenyum dan berusaha tidak menitikkan air mata. Wkwk. Saya orang yang gampang terharu.

---
Sekelumit cerita untuk Aqila 😊 sebelum bunda lupa suatu hari nanti 😁

<<< Cerita sebelumnya :


Mengajukan Visa Schengen Austria 


Share:

Thursday 11 February 2021

Nasi Kebuli Kambing

Got the recommendation recipe from my Egyptian friend. Thanks once again dear Ghadeer 🤗

Btw, walaupun pakai kambing, aroma khas lemak kambingnya yang suka bikin enek hilang sama sekali lho. Dagingnya juga empuk, anak-anak bisa ikut makan.

Resep Nasi Kebuli

Bahan
3 cup Beras Basmati
500-750 gram Iga/ paha kambing muda, cuci bersih, blansir
2 sdm Minyak goreng/ mentega/ minyak samin
1 butir Bawang bombay
2 cup bawang merah cincang
3 lbr Daun salam
3 batang Kayu manis
6 buah Kapulaga
8 biji Cengkeh
2 sdm Bawang putih halus
3 buah jeruk nipis kecil, peras, saring bijinya
1 sdt lada putih bubuk
2 cup pure tomat merah 
2 sdm pasta tomat
1 sdm garam
1 sdt kaldu sapi
1 cup paprika hijau dan merah
3 buah Cabe hijau (buang bijinya kalau mau ga pedas, supaya anak2 bisa makan)
Haluskan
2 sdm bawang putih
2 ruas jari kunyit

Cara membuat
1. Cuci dan rendam beras basmati
2. Tumis bawang bombay dan bawang merah sampai layu, bawang putih dan kunyit yang sudah dihaluskan, paprika, dg minyak goreng/mentega/ minyak samin
3. Masukkan iga dan paha kambing, aduk2
4. Pindahkan ke panci presto. Lalu tambahkan daun salam, kapulaga, kayu manis, perasan jeruk nipis, lada putih, pure tomat, pasta tomat, garam dan air. Tutup panci presto, rebus kurleb 30 menit.
5. Pindahkan iga dan paha kambing ke panci. Saring kuahnya, tambahkan ke dalam panci. Adjust rasa.
6. Masukkan cabe hijau dan beras basmati yg sudah direndam. Tambahkan air panas bila perlu. Aduk2. Rebus hingga air habis. Ake, diamkan sejenak. Siap dihidangkan 🤗


Original recipe by :

International Cuisines (youtube)

Alliwa Alakhdar Kitchen (youtube)


Recook by me. 

------------------------------------
Catatan resep lainnya :
Share:

Disclaimer

Dear reader, Nothing is perfect, demikian juga konten di blog ini. Oleh karena itu, terimakasih untuk komentar, sharing, saran, kritik dan untuk kunjungannya ke blog saya, yang walaupun imperfect namun semoga bermanfaat. ♥ vidya ♥

Labels

Drop me a message

Name

Email *

Message *

Recent Posts

About me

Empat tahun mengenyam pendidikan S1 Sekolah Farmasi, saya melanjutkan Pendidikan Profesi Apoteker satu tahun. Alhamdulillah semuanya dilancarkan dan saya berkesempatan berkarya di dunia industri kosmetik setelah saya lulus Pendidikan Profesi. Tiga tahun berkiprah di dunia itu, saya memutuskan berhenti sementara dari dunia karir demi berkumpul dengan keluarga kecil di Leoben, Austria

Saya mengenal blog semenjak kuliah profesi. Saya memiliki blog pribadi dan bergabung menjadi author di www.apotekerbercerita.com. Sebelumnya saya hanya menumpahkan isi pikiran di diary. Namun saya baru menyadari kecintaan menulis justru setelah berada di Austria. Dengan menulis saya banyak membaca dan belajar, mengingat, belajar berkomunikasi, belajar bertanggung jawab dan akhirnya saya mengijinkan diri saya sedikit berbangga dan bahagia meskipun mungkin menurut orang itu biasa saja hihi. Saya merasa ada yang terobati setiap bisa menyelesaikan satu judul tulisan. Maka saya pikir tidak ada alasan untuk berhenti menulis.

Terimakasih kepada siapa saja yang sudah berkunjung, selamat membaca dan semoga konten webblog ini bisa bermanfaat.

Salam hangat,

Vidya