Mengurus Ijin Tinggal untuk Mendampingi Pasangan Sekolah di Austria

Ijin tinggal atau residence permit diperlukan ketika kita hendak tinggal di Austria selama

Beradaptasi dengan Day Care

Kolaborasi Orang tua, anak dan tim di masa awal menitipkan anak di daycare.

Mengenal kuman si biang penyakit

Apa itu patogen? Apa itu virulensi? Apa itu resistensi? Belajar tentang kuman yuk supaya kita tahu bagaimana mencegahnya

Dieser Sommerurlaub war....

abenteuerlich (adventurous)/anregend (stimulating)/ erstaunlich (amazing)/ ermüdend (tiring)/ bedrohlich (threatening

Toilet training untuk anak

Sharing pengalaman yuk bagaimana membuat si kecil supaya mau pergi ke toilet

Friday 30 December 2016

Resep Muffin Coklat

Pertama bikin muffin coklat adalah dalam rangka belajar bikin kue-kuean manis buat sarapan. Karena suami suka muffin dan coklat, why not coba bikin muffin coklat. Cari-cari resep di internet, nemu yang mudah didapat bahan-bahannya. Setelah dicoba ternyata enak, semua suka, dan praktis, ga perlu mixer.  Langsung deh... catett.. hehehe.
Ini dia foto dan resepnya. Mudah-mudahan kebaca jelas.
Sumber resep : http://www.gutekueche.at/schokoladenmuffins-rezept-2017

Share:

Monday 12 December 2016

Toilet Training Jilid II Hari ke-3 "ALARM DAN JAM PASIR"

Yess Alhamdulillah hari ini kami lalui dengan lebih santai dan anak masih bisa dibujuk rayu dengan stiker dan mainan. Hari ini kami juga konsisten memberlakukan metode alarm dan jam pasir.
Diaper yang 'menjaga'nya selama tidur saya lepas usai sarapan, cuci dan jemur baju anak yang terkena ompol. Setelah itu saya pasang alarm untuk 57 menit ke depan sebagai reminder untuk ke toilet.  Kenapa angkanya tanggung, wk3, kan kami menjadwalkan setap jam anak ke toilet. Kadang kami perlu waktu untuk membujuk, belum lagi kalau sudah di depan pintu toilet si anak gadis ini tiba-tiba kabur. Wkwkwk. Ditambah acara lepas celana dan naik ke potty rata-rata perlu 3 menit. Jadilah alarm nya per 57 menit bukan 60 menit.
Alarm ini beneran bikin kami orang tuanya jadi lebih santai. Stress berkurang. Kami tidak perlu sebentar-sebentar melirik jam dan mengingat-ingat jam berapa ya tadi terakhir pipis dan jam berapa nanti harus ke toilet lagi. Jadi lebih los. Yang penting jangan lupa alarmnya dipasang tiap habis pipis. He3...
Nah, ternyata alarm selain melegakan pikiran kami juga membuat anak kami dengan sendirinya lebih aware dengan jadwalnya ke toilet. Pada awalnya tiap alarm bunyi kami bilang, "aha! Waktunya ke toilet!". Alarm berikutnya sering dia dulu yang merespon.
Tutututut tutututut tututut.. (Alarm berbunyi)
"Watunya apa tuh??" (Waktunya ngapain tuh?) Tanya anak kami yang sedang asik bermain.
Masih soal manajemen waktu, jam pasir kami pakai selama di toilet. Kebetulan anak kami memang pernah saya belikan benda kecil ini sewaktu untuk belajar gosok gigi. Sekarang ternyata berguna juga untuk TT.
Terkadang pipis tidak langsung keluar setelah anak duduk. Harus menunggu beberapa menit, atau bahkan memang belum waktunya keluar. Nah, perkara 'menanti' memang sering bikin galau kan. Itulah fungsinya jam pasir, menghalau kegalauan. Tepat setelah anak duduk di potty, saya balikkan jam pasirnya. Jadi kami hanya perlu menunggu sampai pasirnya habis. Sambil memandangi jam pasir, pasang stiker, nyanyi-nyanyi, ngobrol, supaya tidak bosan. Yap! Bisa juga sih pakai jam, ya kira-kira sampai semua pasirnya turun itu sekitar 3 menit. Tapi saya rasa jam pasir lebih seru.. apalagi untuk anak-anak kan..
Apa yang kami dapat setelah 3 hari TT?
Buat kami orang tuanya, TT itu melatih kesabaran. Hari pertama kami jelaskan ke anak, kalau mau pipis bilang ya, jangan di celana, tapi di toilet. Anak tampak mengerti tapi kok masih bocor-bocor terus?
Ya, dengan kami jelaskan seperti itu dia memang jadi paham pipis itu di toilet. Tapi ternyata pipis sendiri itu apa, kapan itu akan terjadi, kebelet itu bagaimana, justru itu yang belum dia pahami, dan itu sama sekali bukan suatu kesalahan. Wk3... aduh.. ya maaf saya sendiri sudah lupa dulu pas bayi gimana.. hehehe... jadi ya wajar masih bocor.
Nah berdasarkan pengamatan trainer TT newbie ini, di awal-awal kalau sudah duduk di potty dan 'tidak terjadi apa-apa' itu juga kadang karena dia masih terbiasa dengan pipis bukan di potty. Jadi sampai sekarang kalau sekitar 3 menit jam pasir di potty belum juga keluar pipisnya, saya persilakan dia jongkok di shower room, maksimal 3 menitan juga, kalau lama-lama kan ya capek dan bosen kali ya. He3.
Saya percaya bahwa anak adalah peniru ulung. Jadi ya pelajaran dengan contoh real biasanya anak lebih cepat paham. Paham kan maksudnya.. hehe iya... diajak pipis bareng..
Alhamdulillah hari ini 7x pipis, 4 nya sudah di toilet. Tapi yang 4 ini masih karena jadwal. Bukan karena dia sudah ngeh 'aku kebelet pipis' terus bilang mau ke toilet. Wkwkwk.. perjalanan masih panjang tampaknya.. sabarrr semangattt 💪💪💪
Share:

Saturday 10 December 2016

Toilet Training Jilid II Hari Ke-2 "MAINAN KECIL DAN STIKER LUCU"

TT pagi ini dimulai setelah kami selesai rutinitas sarapan pagi ditambah kegiatan baru : cuci dan jemur baju-baju yang kena ompol hasil TT seharian kemarin. Setelah itu diaper anak baru deh dilepas supaya agak 'selow' dulu selepas bangun tidur. Sarapan tenang hatipun nyaman... 😁
Rupanya dua hari ini kami bertiga cukup beruntung karena kok kebetulan anak selalu pupup pas diaper masih dipakai. Hehe Alhamdulillah jadinya bisa fokus dulu sama training pipis.
Training hari ini dimulai dengan anak yang pipis pas lagi mandi pagi. Yeyeyey! Gini kan jadi semangat dan gampang ngitung waktunya. Sama seperti kemarin, setiap jam anak dijadwalkan ke toilet. Kali ini bundanya sudah lebih siap mengantongi beberapa trik bujuk rayu supaya dia mau diajak ke toilet.
"Wah! Waktunya ke toilet! Ayuk.. ayuk.."
"Nein, bunda!"
"Eh, ayo kita bawa kugel bahn nya ke toilet" langsung angkut mainan kugel bahn nya, bawa ke toilet dengan harap-harap cemas dia ngikutin di belakang. Tapi ternyata berhasil (ngajak anak ke toilet) dengan cara ini. Meskipun eng ing eng... belum keluar pipisnya di toilet dan akhirnya bocor habis itu di celana. 😁
Sesi ke-2 ternyata cara tadi ga berhasil. Putar otak, muncullah ide lain.
"Ayo kita ke toilet, pipis trus nanti main binatang laut sama air!"
Yes... bunda menang lagi. Dia mau diajak ke toilet. Ya jadinya main air deh. Tapi masih sama belum beruntungnya, yang ditunggu-tunggu malah keluarnya setelah sudah pakai celana lagi 😅
Sesi ke-3 syukur deh ga perlu pakai iming-iming main air seperti sebelumnya. Suamiku pahlawanku datang tepat waktu. Dia pulang membawa stiker-stiker lucu. Langsung deh itu jadi andalan buat ngajak anak ke toilet. Kalau mau ke toilet, boleh tempel satu stiker di kamar mandi. Kalau pipis di toilet, boleh tempel satu lagi.
Hari ini saya lebih santai sih meskipun accidents masih banyak terjadi. Saya lebih santai setelah baca curhatan teman-teman sesama emak-emak tentang pengalaman TT anak mereka. Ada yang cepat lulus, ada yang butuh berbulan-bulan, ada yang tiba-tiba anaknya mundur lagi padahal sudah lulus TT, ada yang GDD jadi TT nya terlambat dan harus super sabar. Kemarin saya dan suami benar-benar meraba-raba sampai-sampai sempat kesal ke anak karena bocor-bocor terus. Huhu maafkan kami ya sayang. Ini TT anak pertama yang belajar bukan cuma anak tapi orang tuanya juga.
Hari ini sampai lepas sholat isya masih saja bocor. Si bocah sedang pura-pura tidur di sofa ketika kami mengakhiri solat dengan salam. Oleh bapaknya dieluslah kepalanya, maksud hati supaya tidur sekalian. Ga taunya malah bangun, turun dari sofa dia berdiri dan bermain-main. Saat dia ga pakai diaper, mata saya selalu sibuk mengamati bagian belakang celananya. Dan hyaa basah. Rupanya dia ngompol saat pura-pura tidur di sofa, ada jejaknya. 😌 Kalau dirangkum pencapaian TT hari ini, 1x berhasil pipis di toilet, 6x berturut-turut bocor.
Ahh.. saya jadi ga semangat deh.. tapi tetap menguatkan diri alasan kemarin mulai TT kan karena dia sudah sering menolak pakai diaper. Dengan ogah-ogahan saya bilang ke suami, "Aqila pipis tuh."
Karena bagian kakinya tampak kering, saya minta dia pergi ke toilet sendiri untuk lepas sendiri celananya dan tunggu saya datang untuk menceboki. Kamar mandi adalah kamar mandi kering, jadi insya Allah aman. Lucunya anak saya seperti kaget tau celananya basah, dia segera lari ke toilet. Selesai membereskan alat solat kami berdua menyusul ke toilet masih dengan tidak bersemangat. Begitu membuka pintu, alamak kaget saya. Saya pikir dia sedang di dalam ruang shower melepas celananya yang basah kena ompol. Ternyata dia tidak di sana. Dia sedang duduk di atas closet dengan celana legging yang sudah terbuka, CD masih terpakai, dan wajah memantu ke arah closet, mungkin menunggu pipis nya keluar padahal sudah keluar duluan di celana. Hihihiii... saya jadi berbunga-bunga. Semangat saya bangkit lagi. Yesss dia memang sudah siap untuk TT.
Entahlah kenapa tiga sesi toilet berikutnya selalu berhasil dan tak ada bocor lagi malam itu sebelum tidur. Alhamdulillah.. malam ini bisa tidur nyenyak... :D

Smiley kuning yg lagi senyum di atas toilet = pipis pada tempatnya
Smiley biru yg lagi nangis = pipis di celana 😁
2nd day : still so many accidents. Tp Alhamdulillah smiley kuning nya nambah banyak jg.
Mudah2an besok lebih baik lagi :)
You did it great my little princess! Met istirahat ya sayang.. bobo nyenyak.. charge energi sampai full buat besok. Heehe.. 😙😙
#potty_training #hari_2 #toilet_training
Share:

Friday 9 December 2016

Toilet Training Jilid II Hari ke-1 "SEMUA MASIH MERABA-RABA.."

Hari ini kami mulai toilet train anak kami yang berusia 26 bulan. Ini training yang kedua sebenarnya. Yang pertama sekitar 2,5 bulan lalu tidak berhasil. 😅
Hari pertama training yg kedua ini sebenarnya sudah jauh lebih baik dari yg sebelumnya. Dia konsisten sekitar satu jam sekali pipisnya. Yang sebelumnya dalam satu jam bisa pipis berkali-kali. Wkwkwk. Hari ini so far sudah 7x pipis, 6 di antaranya accidents 😂  Masalahnya adalah dia tidak mau diajak ke toilet 😫 Padahal sebelumnya sangat tertarik untuk ke toilet, sekedar duduk-duduk di atas potty. Eucht.
Usaha yang sudah dilakukan hari ini :
1. Memujinya setelah berhasil pipis di toilet, yang rupanya itu keberhasilan pertama dan terakhir di hari ini 😅
2. Mengajaknya memasang stiker keberhasilan (aslinya ini print-an gambar smiley duduk di atas toilet, yang dipotong kecil-kecil, difungsikan kayak stiker. Kalau dia berhasil, olesin lem, tempel di tabel potty training.)
3. Tak henti-hentinya mengingatkan, memastikan dia mengerti, dan menawarkan ke toilet setiap menjelang jamnya untuk pipis.
Sementara yang terjadi adalah :
Sehabis pipis...
"Aqila.. nanti kalau mau pipis bilang dulu ya, ditahan, kita pipis di toilet. Jangan pipis di celana, di toilet aja, biar celananya engga basah, jadi tetap nyaman" (serius deh, dia udah paham arti nyaman. He3...)
"Yaa"
"Pinter. Bilangnya gimana?"
"Bundaa mau pipiis"
Bunda dan bapak pun tersenyum bangga.
Menjelang satu jam kemudian..
"Qila udah mau sejam nih, yuk pipis di toilet dulu"
"Ndak! Ndak!"
"Aqila mau pipis?"
"Aqila ndak mau pipis"
"Oke. Nanti bilang ya sebelum pipis, kita ke toilet.. (BELUM SAMPAI MINGKEM, TIBA2 UDAH BASAH)"
Dimulai dengan ketawa ketiwi bersama suami pada accident yang pertama, diakhiri dengan cemberut berjamaah di accident ke-6, terakhir sebelum dia tidur. Saat tidur, kami masih pakaikan dia diaper.
Ahhh pe-er banget ini membuat rayuan maut supaya dia mau dibujuk ke toilet.
Sejauh ini yang sudah terpikirkan (yang tadi ga sempat terpikirkan...)
1. Tawarkan ajak satu dari mainan-mainannya : si Mbak, dedek, Habibi, Teddy Bear, atau mainan lain ke toilet
2. Tawarkan pasang sticker lucu di toilet. Yang ini masalahnya belum ada hehehe... nunggu besok bapaknya beli dulu setelah solat Jumat.
3. Belum kepikiran ide lain....
Jadi ingat moto sahabat saya waktu SMA.. "Jalani hidup dengan senyuman ^_^". Mudah-mudahan hari esok lebih baik dari hari ini... 💪💪
Share:

Disclaimer

Dear reader, Nothing is perfect, demikian juga konten di blog ini. Oleh karena itu, terimakasih untuk komentar, sharing, saran, kritik dan untuk kunjungannya ke blog saya, yang walaupun imperfect namun semoga bermanfaat. ♥ vidya ♥

Labels

Drop me a message

Name

Email *

Message *

Recent Posts

About me

Empat tahun mengenyam pendidikan S1 Sekolah Farmasi, saya melanjutkan Pendidikan Profesi Apoteker satu tahun. Alhamdulillah semuanya dilancarkan dan saya berkesempatan berkarya di dunia industri kosmetik setelah saya lulus Pendidikan Profesi. Tiga tahun berkiprah di dunia itu, saya memutuskan berhenti sementara dari dunia karir demi berkumpul dengan keluarga kecil di Leoben, Austria

Saya mengenal blog semenjak kuliah profesi. Saya memiliki blog pribadi dan bergabung menjadi author di www.apotekerbercerita.com. Sebelumnya saya hanya menumpahkan isi pikiran di diary. Namun saya baru menyadari kecintaan menulis justru setelah berada di Austria. Dengan menulis saya banyak membaca dan belajar, mengingat, belajar berkomunikasi, belajar bertanggung jawab dan akhirnya saya mengijinkan diri saya sedikit berbangga dan bahagia meskipun mungkin menurut orang itu biasa saja hihi. Saya merasa ada yang terobati setiap bisa menyelesaikan satu judul tulisan. Maka saya pikir tidak ada alasan untuk berhenti menulis.

Terimakasih kepada siapa saja yang sudah berkunjung, selamat membaca dan semoga konten webblog ini bisa bermanfaat.

Salam hangat,

Vidya