Mengurus Ijin Tinggal untuk Mendampingi Pasangan Sekolah di Austria

Ijin tinggal atau residence permit diperlukan ketika kita hendak tinggal di Austria selama

Beradaptasi dengan Day Care

Kolaborasi Orang tua, anak dan tim di masa awal menitipkan anak di daycare.

Mengenal kuman si biang penyakit

Apa itu patogen? Apa itu virulensi? Apa itu resistensi? Belajar tentang kuman yuk supaya kita tahu bagaimana mencegahnya

Dieser Sommerurlaub war....

abenteuerlich (adventurous)/anregend (stimulating)/ erstaunlich (amazing)/ ermüdend (tiring)/ bedrohlich (threatening

Toilet training untuk anak

Sharing pengalaman yuk bagaimana membuat si kecil supaya mau pergi ke toilet

Wednesday 25 January 2017

Hendak ke Luar Negeri, Perlukah Vaksinasi TBE (Tick-Borne Encephalitis) untuk Mencegah Meningitis, Ensephalitis, dan Meningoensephalitis?

Sebelumnya ini sudah saya post di FB, ternyata respon teman-teman untuk mengshare lumayan juga, jadi saya pikir ada baiknya untuk di-share juga di blog.
Hari ini (25/01/2017) jadwal kami sekeluarga vaksinasi FSME (Fruehsommer-Meningoencephalitis) atau dalam bahasa Inggris disebut TBE (Tick-Borne Encephalitis). Karena daerah kami tinggal termasuk wilayah endemik. Vaksin ini salah satu ikhtiar untuk mencegah infeksi virus yang disebarkan oleh semacam kutu (di sini kutunya disebut Zecken atau Tick dalam bahasa Inggris).
Infeksi virus yang disebar oleh kutu ini bisa menyebabkan meningitis (radang selaput otak), ensephalitis (radang jaringan otak), atau meningoensephalitis (radang selaput dan jaringan otak). Imbasnya pada gangguan syaraf.
Beberapa bulan yang lalu salah satu teman kami terserang virus ini. Dan efeknya masih ada sampai sekarang. Bahkan menurut tim medisnya, sakitnya bisa bertahan menahun sampai 2 tahun atau lebih, bisa berkurang atau memberat. Ikut sedih lihat kondisinya. Kata dia, ketika sakitnya "kambuh" dia merasakan seluruh tubuhnya kesakitan. Selain itu, dia tidak bisa menggerakkan beberapa bagian tubuhnya, terutama bagian lengan hingga jari-jari tangannya. Sebelumnya dia seorang pianis. Sejak terserang infeksi virus ini, dia tidak bisa lagi bermain piano, Bahkan sekedar mengetik di laptop nya atau menulis SMS juga kesulitan.  Tapi Alhamdulillah ikut senang. Sekarang kondisinya sudah membaik, sudah bisa berkarir lagi dan beraktivitas walaupun belum bisa main piano lagi dan juga belum se-fit dulu, masih kambuh-kambuhan. Capai sedikit, kambuh.
Di Austria vaksinasi FSME atau TBE belum digratiskan, baru ada subsidi sebagian dari pemerintahnya. Jatuhnya per orang di sini sekitar EUR 30-an sekian. Vaksinasinya rutin dengan jadwal : vaksin pertama, vaksin kedua 4 minggu dari yg pertama, vaksin ketiga 9-12 bulan dari yang kedua, vaksin keempat 3 tahun kemudian, selanjutnya setiap 5 tahun sampai berusia 60 tahun, di atas 60 tahun per 3 tahun. Vaksin ini untuk anak umur >1 tahun sampai dewasa. Kalau sudah vaksinasi rutin, insya Allah bisa mengcover 99%. Ga ada vaksin yang bisa 100% lah ya, ada campur tangan Tuhan di sana. Tapi insya Allah kalaupun kena setelah di-vaksin, ya tidak akan separah kalau kenanya belum di-vaksin.
Mahal ya, tetapi jika dibandingkan dengan dapat infeksinya pada saat kita belum di-vaksin, konsekuensinya lebih berat dibanding besar uang yang harus kita keluarkan untuk vaksin.
Saya senang dengan permisalan suami, vaksin itu ibarat kunci mobil. Mobil sudah dikunci rapat masih sering ada yang kecurian. Apalagi kalau mobilnya tidak dikunci, semakin mudah untuk dicuri.
Peta di bawah ini menggambarkan daerah endemik di dunia. Merah = TBE tipe Timur, Kuning = Tipe Barat, Orange = kedua-duanya. Selain merah, orange, kuning = bukan daerah endemik.



Alhamdulillah Indonesia saat ini tidak termasuk daerah endemik TBE. Jadi tidak perlu vaksinasi TBE. Hanya nanti perlu dipertimbangkan jika hendak berkunjung, sekolah, kerja atau pindah ke daerah endemik terutama di bulan-bulan Mei-Juni (musim semi), September (musim gugur). Apalagi jika akan berinteraksi dengan alam, main di taman, rumput, hiking, dll. Sebelum berangkat ke luar negeri, sebaiknya konsultasikan kepada dokter mengenai vaksinasi ini.
.
Referensi : reisemed.at , wikipedia.org
.
Baca juga :

Share:

Tuesday 17 January 2017

Mengenal Kuman, alias Pathogen, si Biang Penyakit


Setiap hari, setiap saat, tanpa disadari kita berhadapan dengan kuman. Dalam bahasa mikrobiologi, kuman biasa disebut sebagai patogen. Patogen adalah sesuatu yang dapat menginfeksi tubuh kita dan membuat kita menderita penyakit tertentu. Patogen disebut juga mikroorganisme parasit. Pada saat kita berkontak langsung dengan patogen, maka bisa dikatakan kita terpapar patogen. Sementara jika patogen berhasil masuk ke dalam tubuh dan menyebabkan penyakit tertentu maka dapat dikatakan kita terinfeksi patogen. Patogen tidak hanya menginfeksi manusia, patogen juga dapat menginfeksi hewan dan tumbuhan.
Di bawah ini adalah salah satu gambar hasil scan mikroskop elektron terhadap patogen yang di-publish di buku Microbiology of The Cells 4th edition karya Bruce Alberts dkk :
scan-mikroskop-kutu
Gambar A : Kutu, parasit yang sudah umum menjadikan mamalia menjadi inang, termasuk manusia, anjing, kucing, dan tikus. Kutu meminum darah inang. Gigitannya menyebarkan penyakit pes dengan memasukkan bakteri Yersinia pestis ke peredaran darah inang. Bakteri ini diperolehnya dari inang yang sebelumnya yang menderita penyakit pes.
Gambar B : Penampakan close up kaki kutu. Ini mengungkapkan bahwa kutu juga dapat dihinggapi parasit lain semacam tangau, di mana tungau ini (tampak di bawah mikroskop) diselubungi oleh bakteri. Sangat mungkin bakteri ini terparasitisasi oleh Bakteriofag yang merupakan virus bakteri.
Tubuh kita adalah ekosistem yang kompleks bagi patogen. Pada kondisi sehat, tubuh kita terdiri dari kurang lebih 1013 sel manusia dan 1014 sel bakteri, jamur, dan protozoa yang merepresentasikan ribuan spesies mikroba. Mikroba-mikroba ini disebut flora normal karena normal tinggal dalam tubuh kita. Flora normal biasanya tinggal terbatas pada area tubuh tertentu, seperti kulit, mulut, usus besar, dan vagina. Flora normal tidak menyebabkan penyakit pada manusia kecuali jika sistem imun tubuh melemah atau mereka masuk ke area steril pada tubuh. Misalnya ketika dinding usus manusia mengalami perforasi (berlubang) maka flora normal dapat memasuki rongga peritoneal (rongga perut) dan menyebabkan peritonitis (radang pada jaringan dinding perut bagian dalam).
Berbeda dari flora normal, patogen tidak harus menunggu sistem imun sel inang lemah atau terluka untuk dapat menginfeksi. Patogen memiliki mekanisme spesial untuk bisa menerobos barier sel dan biokimia manusia. Patogen juga mampu menstimulasi respon tubuh inang yang bisa membantu patogen tersebut bermultiplikasi menjadi lebih banyak.
Manusia hampir selalu terinfeksi oleh virus setiap saat. Akan tetapi, tidak selalu menimbulkan gejala yang tampak. Gejala yang muncul biasanya dihubungkan sebagai tanda suatu "penyakit" tertentu. Gejala seperti ini sesungguhnya merupakan manifestasi respon imun tubuh kita sendiri melawan infeksi. Misalnya seperti demam, bengkak, kemerahan, nanah, dan sebagainya. Gejala-gejala ini adalah tanda bahwa sistem imun kita sedang bereaksi untuk menghancurkan patogen yang menginfeksi tubuh.
Patogen itu sendiri meliputi :
1. Bakteri. Contoh : Neisseria meningitidis (salah satu bakteri penyebab meningitis), streptococcus (salah satu penyebab radang tenggorokan), dll.
2. Virus. Contoh : Hepatitis A Virus, Hepatitis B Virus,Hepatitis C Virus, dll.
3. Jamur. Contoh : penyebab kurap kaki, dll
Apakah paparan patogen akan menyebabkan infeksi atau tidak, ditentukan oleh :
1. Dosis : jumlah patogen yang memapar tubuh
2. Virulensi : kekuatan patogen yang memapar tubuh
3. Resistensi tubuh : kemampuan sistem imun tubuh untuk melawan patogen yang masuk.
Mengapa patogen senang menginfeksi manusia?
Patogen nenginfeksi manusia karena mereka mencari cara untuk bisa hidup dan berkembang biak menjadi lebih banyak. Sebagai inang, manusia kaya nutrisi, dan merupakan lingkungan yang hangat dan lembab, dengan suhu relatif seragam setiap saat, juga sel-sel tubuh yang selalu diperbaiki. Kondisi seperti ini mendukung berbagai patogen untuk bertahan hidup dan bermultiplikasi menjadi lebih banyak.
Apa yang bisa kita lakukan untuk mencegah infeksi patogen di antaranya adalah dengan melakukan vaksinasi, menjaga higienitas diri & lingkungan, menjaga makanan yang bergizi, olahraga teratur, serta istirahat yang cukup. Sementara bila sudah terlanjur terkena infeksi, jalani treatment yang sesuai dengan anjuran dokter dan tenaga kesehatan.


Referensi :
Sumber featured image : Jackcusumano
Baca juga :

Share:

Sunday 15 January 2017

Resep Apfelstrudel

Penasaran banget pengen belajar bikin makanan khas Austria ini. Kebetulan lagi punya adonan kulit pastry di rumah. Langsung cus deh bikin..

Sukak! Praktis (karena kulitnya beli jadi :D :D) dan anak & suami juga suka. Langsung save....
Sumber resep : Gutekueche
Share:

Resep Sup Telur Sayur

Budayakan sayur mayur di meja makan. Hahaaa..

Share:

Disclaimer

Dear reader, Nothing is perfect, demikian juga konten di blog ini. Oleh karena itu, terimakasih untuk komentar, sharing, saran, kritik dan untuk kunjungannya ke blog saya, yang walaupun imperfect namun semoga bermanfaat. ♥ vidya ♥

Labels

Drop me a message

Name

Email *

Message *

Recent Posts

About me

Empat tahun mengenyam pendidikan S1 Sekolah Farmasi, saya melanjutkan Pendidikan Profesi Apoteker satu tahun. Alhamdulillah semuanya dilancarkan dan saya berkesempatan berkarya di dunia industri kosmetik setelah saya lulus Pendidikan Profesi. Tiga tahun berkiprah di dunia itu, saya memutuskan berhenti sementara dari dunia karir demi berkumpul dengan keluarga kecil di Leoben, Austria

Saya mengenal blog semenjak kuliah profesi. Saya memiliki blog pribadi dan bergabung menjadi author di www.apotekerbercerita.com. Sebelumnya saya hanya menumpahkan isi pikiran di diary. Namun saya baru menyadari kecintaan menulis justru setelah berada di Austria. Dengan menulis saya banyak membaca dan belajar, mengingat, belajar berkomunikasi, belajar bertanggung jawab dan akhirnya saya mengijinkan diri saya sedikit berbangga dan bahagia meskipun mungkin menurut orang itu biasa saja hihi. Saya merasa ada yang terobati setiap bisa menyelesaikan satu judul tulisan. Maka saya pikir tidak ada alasan untuk berhenti menulis.

Terimakasih kepada siapa saja yang sudah berkunjung, selamat membaca dan semoga konten webblog ini bisa bermanfaat.

Salam hangat,

Vidya