Tuesday 17 October 2017

Tes Mata untuk Batitaku

Ini tool yang dipakai oleh dokter mata waktu minggu lalu Aqila tes mata. Seru juga ya, pakai tool ini anak-anak umur 3 tahunan udah mulai bisa tes mata.

Tool Tes Mata Toddler yang Dipakai di Dokter Mata Anak Saya. Sumber Gambar
Minggu lalu Aqila tes mata bukan karena ada apa-apa dengan matanya, Alhamdulillah hasil tes juga nunjukin semua normal. Mudah-mudahan sampai nini-nini mata Aqila terus sehat dan ga perlu pakai kacamata.. kayak Almarhumah Uyut nya yang sampai 90 tahunan usia beliau masih rajin baca Qur’an tanpa kacamata. Jangan kayak bundanya... dari SMP udah kayak doraemon. Hehehe.. Karena kalau udah terlanjur mesti pakai lensa di depan mata itu banyak ga enyaknya...

===
Umur 2 Tahun Sudah Diwajibkan Untuk Tes Mata
Di Austria ini, anak-anak wajib periksa mata ke dokter mata pertama kali kira-kira di ultahnya yang ke-2. Biayanya ditanggung oleh asuransi (baik milik pemerintah maupun swasta asuransinya).

Tahun lalu mendekati jadwal tes mata pertama kali ini rasanya penasaran, soalnya saya mah dulu baru kenal sama tes mata itu SMP deh, kelas 2. Itu gegara topik tentang mata di pelajaran Biologi. Pulang sekolah langsung inisiatif periksa mata ke optik yang ngasih periksa mata gratis, sama temen, ga tanya-tanya dulu sama orang tua. Hihi. Taunya udah minus setengah, di rumah lapor ke ortu langsung pada kaget :D

===
Emang Gimana Tes Mata Nya Anak Umur 2 Tahun?
Ternyata...metode nya ada 3.

Yang pertama kalau ga salah nama metodenya Aberrometry. Mata diukur pakai alat, caranya dagu ditaruh di penyangga di alatnya, trus matanya diminta lihat ke titik warna merah. Sekedar dicoba.. ternyata percobaan dengan alat ini gagal untuk Aqila. Hihihi. Body dan kepalanya masih terlalu kecil. Ternyata juga teman-teman Aqila juga sama belum bisanya. Hehe.

Yang kedua si batita diminta untuk menunjukkan gambar yang ada di atas sebuah kartu seukuran kartu pos, yang sepintas di atas kartu pos itu hanya ada gambar titik-titik hitam saja, persis kayak tipi yang lagi kesemutan.. Cuma ada titik-titik hitam yang memenuhi permukaan kartu.Tapi kalau diamati lebih seksama, ternyata di antara titik hitam itu ada yang membentuk gambar, dan semuanya ada 3 gambar, yaitu kucing,, bintang, dan mobil. Ketiga-tiganya merupakan gambar 3 dimensi. Dokternya tanya,”ada gambar mobil ga disitu?” lalu mata batita unyu2 yang di tes itu sibuk nyari di mana gambar mobil, ditunjuk dengan jari-jari yang juga unyu. Lalu dokter tanya lagi “Ada gambar bintang?”, dst. Waktu itu Aqila baru bisa nunjukin 2 gambar, mobil sama bintang.

Yang ketiga pakai alat lagi tapi jauh lebih kecil dari yang pertama. Dengan alat ini anak diminta untuk melihat sebuah titik (mainan misalnya), lalu dokter ngintip2 matanya pakai alat di sebelah mainan yang mesti jadi fokus obyek yang dilihat oleh si anak. Tes ini Aqila 2 tahun udah bisa.
Tes umur 2 tahun ini berasa Cuma main-main aja sama dokter mata. Hihihi. Da dari 3 metode hanya 1 yang optimal.  Ya emang apa sih yang bisa diharapkan dari tes kayak gini ke anak umur 2 tahun.. Yaayayaa.. semua ada hikmahnya. Hehe..Yang lucu ada teman Aqila. Ditanya “di mana mobilnya?” dijawab “itu di luar!” sambil nunjuk ke arah parkiran mobil. Hahaha hiburan..

===
PR Dari Dokter Mata Untuk Anak Umur 2 Tahun Dan Bundanya
Sebelum pulang, dokter beri saya PR buat ngajarin Qila istilah 4 buah gambar 2 dimensi, yaitu Persegi, Apel, Lingkaran, dan Rumah. Kenapa, karena ini akan jadi materi tes mata yang lebih serius buat anak-anak. Dokter minta saya bawa Aqila lagi kontrol lagi tahun depan (umur 3 tahun). Hoo okayy.. paham sekarang jadinya kenapa ada tes mata di umur 2 tahun...

===
Tes Mata Umur 3 Tahun
Di umurnya yang 3 tahun ini, Aqila kembali datang untuk tes mata. Ternyata benar, kali ini pemeriksaannya udah mulai bisa serius.  3 metode yang dipakai waktu pemeriksaan umur 2 tahun dipakai lagi di tahun ini dan  ternyata kali ini anak-anak batita udah bisa ngikutin semuanya. Kali ini tesnya ditambah pakai tool yang ada 4 gambar PR itu tadi : Persegi, Apel, Lingkaran, dan Rumah.

Cara kerja tesnya mirip dengan kalau kita atau anak-anak yang udah besar pakai papan tes mata yang ada huruf-hurufnya itu. Bedanya ini ga pakai huruf tapi 4 gambar itu tadi (Persegi, Apel, Lingkaran, dan Rumah.). Dokternya dengan sabar nunjuk ke gambar-gambar itu, sambil tanya “Ini gambar apa?” dari ukuran besar sampai sekecil mungkin yang anak batita bisa baca.

Dari hasil tes semua metode tadi, dokter kemudian menarik diagnosa.. kesimpulan.. Alhamdulillah Aqila normal.. Lalu diminta kontrol lagi umur 5 tahun.

==
Konsultasi Rutin Ke Dokter Yuk!  
Okey.. kali ini saya belajar, ternyata bukan cuma gigi dan tumbuh kembang anak aja yang sebaiknya rutin dikontrol ke dokter, tapi juga matanya.

Sesungguhnya kontrol berkala ini selain memantau kondisi kesehatannya, juga ngasi kesempatan kita orang tuanya untuk konsultasi personal sesuai dengan kondisi aktual anak kita, tentang keraguan dan apa-apa yang kita belum tau untuk mencegahnya terkena kelainan atau penyakit serius, langsung pada ahlinya.. tentu lebih akurat daripada hasil katanya... atau dari mbah google misalnya..
Dan kalau (naudzubillahimindzalik) terdeteksi yang engga enak, insyaAllah jadi bisa tertangani lebih awal kan...



===
Baca juga : 
Share:

0 comments:

Post a Comment

Disclaimer

Dear reader, Nothing is perfect, demikian juga konten di blog ini. Oleh karena itu, terimakasih untuk komentar, sharing, saran, kritik dan untuk kunjungannya ke blog saya, yang walaupun imperfect namun semoga bermanfaat. ♥ vidya ♥

Labels

Drop me a message

Name

Email *

Message *

Recent Posts

About me

Empat tahun mengenyam pendidikan S1 Sekolah Farmasi, saya melanjutkan Pendidikan Profesi Apoteker satu tahun. Alhamdulillah semuanya dilancarkan dan saya berkesempatan berkarya di dunia industri kosmetik setelah saya lulus Pendidikan Profesi. Tiga tahun berkiprah di dunia itu, saya memutuskan berhenti sementara dari dunia karir demi berkumpul dengan keluarga kecil di Leoben, Austria

Saya mengenal blog semenjak kuliah profesi. Saya memiliki blog pribadi dan bergabung menjadi author di www.apotekerbercerita.com. Sebelumnya saya hanya menumpahkan isi pikiran di diary. Namun saya baru menyadari kecintaan menulis justru setelah berada di Austria. Dengan menulis saya banyak membaca dan belajar, mengingat, belajar berkomunikasi, belajar bertanggung jawab dan akhirnya saya mengijinkan diri saya sedikit berbangga dan bahagia meskipun mungkin menurut orang itu biasa saja hihi. Saya merasa ada yang terobati setiap bisa menyelesaikan satu judul tulisan. Maka saya pikir tidak ada alasan untuk berhenti menulis.

Terimakasih kepada siapa saja yang sudah berkunjung, selamat membaca dan semoga konten webblog ini bisa bermanfaat.

Salam hangat,

Vidya