Membaca tulisan salah satu orang yang paling berpengaruh di hidup saya http://andyyahya.multiply.com/journal/item/8/Beberapa_Orang_di_Luar_Sana_Harus_Menggadaikan_Hidupnya_Demi_Sebutir_Kelereng_Mekuri_part_2-selesai tentang penambang emas liar saya jadi tersentuh. Mereka menambang emas dengan tangan-tangannya sendiri. Ahli dari pengalaman, itulah mereka, bahkan mesin pun tak ada artinya bagi mereka. Mereka mengolah bijih-bijih emas kasar menjadi emas murni dengan jari jemari nya sendiri. Tanpa penapis, dari hari ke hari, bulan, dan tahun. Bayangkan, berapa banyak merkuri yang bisa masuk ke dalam tubuh mereka setiap harinya?
Merkuri, lebih dikenal sebagai air raksa (Hg), sesungguhnya ada dalam tiga bentuk, yaitu merkuri ilemental, inorganik, dan organik.
Merkuri Ilemental terdapat dalam bentuk unsurnya, yaitu Hg itu sendiri. Inilah yang biasanya dimanfaatkan untuk termometer, tensimeter air raksa, amalgam gigi (untuk tambal gigi), alat elektrik, batu batere, cat, katalisator pembuatan soda kaustik (NaOH), desinfektan, dan produksi klorin dari garam natrium klorida (NaCl). Merkuri jenis ini absorpsi (penyerapan) di saluran pencernaannya rendah, sehingga tidak menyebabkan efek toksik jika tertelan. Kecuali jika zat ini tersimpan lama di lambung dan ada luka terbuka di saluran pencernaan yang memungkinkan langsung masuk ke pembuluh darah, misalnya pada kasus tukak lambung. Jika pemaparannya langsung ke dalam pembuluh darah vena, merkuri dapat menyebabkan emboli paru, menembus sawar darah di otak dan plasenta karena sifatnya yang larut lemak. Di otak akan terakumulasi dalam bentuk ion merkurik (Hg ++) yang merupakan salah satu contoh ion inorganik. Pemanasan logam merkuri akan menyebabkan terbentuknya uap merkuri oksida. Uap merkuri oksida sangat iritan pada kulit, selaput mukosa mata, mulut, dan saluran pernafasan. Karena sifat-sifatnya dan keberadaannya dalam bentuk perkakas yang sering digunakan sehari-hari, keracunan merkuri jenis ini yang paling sering terjadi karena terhirup melalui hidung dalam bentuk uapnya.

Yang terakhir, merkuri organik, yaitu merkuri yang mengikat rantai alkil (rantai karbon). Merkuri dengan rantai karbon yang pendek biasanya yang menjadi kontaminan di lingkungan, bisa di air, sungai, tanah, dsb. Merkuri dengan rantai karbon panjang dimanfaatkan untuk fungisida dan desinfektan. Bahayanya, bila senyawa-senyawa ini mengkontaminasi ikan, tumbuh-tumbuhan dan termakan oleh manusia dapat menyebabkan degenerasi otak, ataksia, tuli, penyempitan jarak pandang, menembus plasenta dan terakumulasi dalam janin. Yang terakhir ini dapat menyebabkan kematian janin dalam kandungan.
