Saturday 8 May 2021

Kumpulan Resep Andalan

Rasanya sudah sejak kecil saya tertarik dengan aktivitas memasak di dapur. Namun baru setelah menikah mulai semangat untuk mengeksplor resep dan belajar masak ini itu. Tujuan utamanya sih, untuk memuaskan lidah dan perut konsumen setia saya, yaitu suami dan anak-anak.  Hehehe.
Tapi ternyata, selain untuk memenuhi kebutuhan pokok akan makanan untuk anggota keluarga, banyak hal positif lain yang bisa saya ambil dari belajar memasak.

Memastikan Higienitas Makanan untuk Anggota Keluarga

Memang makanan di luar rumah banyak yang jual. Beraneka ragam. Menarik dan enak juga banyak pilihannya. Apalagi di Indonesia. Mendapatkan makanan warung, café, atau resto yang pas di lidah nggak sesulit itu. Lebih sulit memastikan kebersihannya. Salah-salah bisa gampang diare, atau yang lebih parah tifus.
Dulu sempat ngalamin ngekos waktu SMA dan kuliah. Bisa makan di mana aja. Di warung tenda pinggir jalan sampai di dalam mall asal uangnya cukup. Hihihi. Tidak ada concern khusus soal higienitas. Kelihatannya saluran cerna saya kebal juga. Alhamdulillah.
Tapi lain halnya sekarang. Setelah bertahun-tahun jadi full time mom, sering masak sendiri di rumah, sekarang jadi gampang diare kalau makan makanan yang kurang higienis. Makanan buat orang dewasa saja harus dijaga, apalagi buat anak-anak kan..

Bisa Mengontrol Kualitas Bahan yang Dipakai

Dengan memasak, saya bisa memastikan bahan-bahan yang dipakai semua sesuai dalam batas toleransi anggota keluarga. Setiap anggota keluarga kadang punya preferensi masing-masing, ada pantangan alergi, atau pantangan lain karena sedang sakit misalnya. Saat kondisi seperti ini, memasak jadi solusi yang paling mudah untuk memastikan semua ingredients yang digunakan sudah sesuai dengan kebutuhan anggota keluarga saat itu.

Memberikan Asupan Bergizi dan Seimbang

Asupan makanan punya peran besar terhadap kondisi kesehatan kita, baik jangka pendek maupun panjang. Dengan memasak sendiri, saya bisa mengusahakan asupan makanan yang bergizi dan seimbang untuk menjaga kesehatan keluarga. 

Fleksibel Mengikuti Selera Anggota Keluarga

Selera makan seseorang bisa berubah tergantung situasi. Begitu juga selera makan anggota keluarga. Dengan banyak belajar berbagai jenis masakan, perbendaharaan resep semakin banyak, pilihan masakan yang bisa disajikan untuk keluarga juga makin bervariasi. Tentunya kegiatan makan di rumah jadi tidak membosankan meskipun masakan yang disajikan homemade.

Berhemat

Semenjak jadi emak-emak yang job description-nya salah satunya mengatur segala pos pengeluaran dengan cermat, memasak sendiri makanan di rumah jadi salah satu cara jitu untuk berhemat. Saya bisa leluasa mencoba menghadirkan masakan fancy di rumah, tanpa harus sesedih itu karena dompet nggak harus dirogoh sedalam kalau jajan di luar.

Menambah wawasan 

Banyak detil ilmu memasak yang saya baru dapat dari kegiatan memasak sendiri. Saya yakin ini juga dirasakan setiap orang yang suka memasak. Dengan bertambahnya jam terbang, ilmunya juga makin bertambah, harusnya masaknya juga tambah jago. No wonder ibu kita masaknya sudah jauh lebih jago. Kita pun bisa sejago ibu kita dengan bertambahnya jam terbang, soon to be.
Nah tapi bukan itu saja wawasan yang bisa kita dapatkan dengan belajar memasak. Saya juga jadi belajar mengatur ritme hidup yang enak, meskipun di rumah repot karena masak sendiri, punya anak-anak kecil dan tidak ada ART. Di sini serunya. Setiap menjelang weekend saya sudah harus mulai menentukan minggu depan mau masak apa. Tidak lupa menampung aspirasi dari anggota keluarga juga dong. Lalu menuliskan daftar belanja. Saat weekend, suami saya bisa membantu belanja di pasar. Hal yang sulit saya lakukan karena si bontot masih menyusui. Bahan-bahan yang tidak lazim di pasar, bisa di beli online atau offline dari toko yang lain. Yang penting sudah dicatat supaya tidak lupa. Setibanya dari pasar, kami bersama-sama melakukan preparasi. Sebisanya, semampunya, sesempatnya. Intinya sih preparasi ini bertujuan untuk mengurangi hectic memasak saat nanti di hari kerja. Semakin terbiasa, melakukannya juga semakin satset. Serangkaian kegiatan ini tentu melatih team work anggota keluarga dan menambah kemampuan manajemen juga ya kan 

Menyambung Obrolan dengan Momchef-momchef yang Lain

Kadang ketika bersama dengan ibu-ibu yang lain, ibu saya, ibu mertua, senior, atau siapapun, saya tiba2 berada di situasi yang mati gaya, speechless. Bingung mau bilang apa. Nah biasanya kalau topiknya sudah tentang masakan, obrolan jadi lebih gampang dicairkan… 😀

Meningkatkan Bonding bersama Suami dan Anak

Senangnya, karena suami juga sebetulnya suka ngulik di dapur. Tapi semenjak perkerjaannya bertambah sibuk, intensitasnya di dapur berkurang. Digantikan sama anak-anak yang tambah besar. Saya bersyukur mereka juga suka kegiatan masak-masak di dapur. Stimulasi positif buat anak dan tentunya menambah kekuatan bonding saya dan mereka. Plus latihan kesabaran. Wkwk. It’s okay, I’m not a perfect momchef though.
Dapur adalah jantung rumah kami. Di sana, tawa dan tangis ikut memeriahkan suasana di dalam rumah kami. MasyaAllah 😋

Sarana Relaksasi

Beneran? Bener. Memasak meliputi serangkaian kegiatan dari mulai memutuskan ide masakan dan cara memasaknya, preparasi bahan, kegiatan masak itu sendiri, sampai penyajian. Pada saat memutuskan mau masak apa, kita bisa membiarkan imajinasi kita berkeliaran, jalan-jalan kuliner dalam fantasi. Setelah fix apa yang mau dimasak, pilih resepnya lalu persiapkan bahannya untuk dibeli. Belanja bahan juga jadi menyenangkan ketika kita sudah tau apa yang mau dimasak/ dibeli. Lalu saat memasak, banyak aktivitas yang dilakukan saat memasak menghasilkan ritme yang menenangkan. Seperti suara pisau bertemu talenan, suara air mendidih, air wastafel yang mengalir, wkwk, dsb. Ketika sudah selesai, hasilnya sesuai harapan, lalu disajikan dengan cantik. Serangkaian kegiatan ini bisa memberikan energi positif.

Menyalurkan hobi

Kalau memang hobinya, mau seribet apapun juga rasanya asik aja dilakukan. Saya suka coba-coba resep yang belum pernah saya coba. Kadang perlu beberapa kali percobaan baru sukses. Tapi setelah sukses, puasnya itu… bisa bikin mood booster berhari-hari. Berasa yang naik ke level selanjutnya. Semenyenangkan itu.

Biasanya, setelah berhasil mendapatkan satu resep yang pas, cocok, sukses memuaskan customer di rumah, saya harus menyimpan itu resepnya. Karena mengingat semuanya is impossible ya hehe. Jadi saya catat saja, dan saya simpan di blog. 

Dulu, waktu baru menikah, Ibu mertua menghadiahkan buku catatan resep pribadi beliau. Ternyata, saya sama seperti beliau, suka mencatat resep andalan. Mudah-mudahan catatan resep saya ini, nantinya juga bisa dimanfaatkan oleh anak-anak saya 😀


Berhubung catatan resep saya akan terus bertambah, untuk memudahkan pencariannya, saya merasa perlu dibuat directory yang memudahkan. Resep-resep yang sudah dipublish di blog ini, saya kelompokkan menjadi empat kelompok, yaitu Masakan Menu Utama, Sayuran, Snack Baking dan Non-Baking, serta Menu MPASI.  

Silakan klik masing-masing kelompok sesuai resep yang diperlukan ☺️



Semangat bereksplorasi di dapur dan semoga termudahkan! 🤗





Share:

0 comments:

Post a Comment

Disclaimer

Dear reader, Nothing is perfect, demikian juga konten di blog ini. Oleh karena itu, terimakasih untuk komentar, sharing, saran, kritik dan untuk kunjungannya ke blog saya, yang walaupun imperfect namun semoga bermanfaat. ♥ vidya ♥

Labels

Drop me a message

Name

Email *

Message *

Recent Posts

About me

Empat tahun mengenyam pendidikan S1 Sekolah Farmasi, saya melanjutkan Pendidikan Profesi Apoteker satu tahun. Alhamdulillah semuanya dilancarkan dan saya berkesempatan berkarya di dunia industri kosmetik setelah saya lulus Pendidikan Profesi. Tiga tahun berkiprah di dunia itu, saya memutuskan berhenti sementara dari dunia karir demi berkumpul dengan keluarga kecil di Leoben, Austria

Saya mengenal blog semenjak kuliah profesi. Saya memiliki blog pribadi dan bergabung menjadi author di www.apotekerbercerita.com. Sebelumnya saya hanya menumpahkan isi pikiran di diary. Namun saya baru menyadari kecintaan menulis justru setelah berada di Austria. Dengan menulis saya banyak membaca dan belajar, mengingat, belajar berkomunikasi, belajar bertanggung jawab dan akhirnya saya mengijinkan diri saya sedikit berbangga dan bahagia meskipun mungkin menurut orang itu biasa saja hihi. Saya merasa ada yang terobati setiap bisa menyelesaikan satu judul tulisan. Maka saya pikir tidak ada alasan untuk berhenti menulis.

Terimakasih kepada siapa saja yang sudah berkunjung, selamat membaca dan semoga konten webblog ini bisa bermanfaat.

Salam hangat,

Vidya