Leganya, akhirnya bayi saya lulus ASI eksklusif enam bulan. Setiap Ibu ASI pasti tau bagaimana beratnya perjuangan supaya bayinya tetap mendapat ASI eksklusif pada enam bulan pertama masa hidupnya. Apalagi ketika masanya MPASI semakin dekat. Bayi semakin cepat lapar. Si ibu baru mau mulai melakukan sesuatu, tiba-tiba bayinya "ngeeeng.." minta disusui. Dan itu berlangsung selama sehari 24 jam. Boro-boro mengatualisasi diri dan me time, bisa tidur nyenyak, makan tenang, mandi santai, ibadah kusyuk, menyiapkan makan untuk keluarga, dan kegiatan sepele harian lainnya dengan tenang, merupakan hal yang luar biasa. Bagi ibu yang bekerja, pun sama berat perjuangannya. Harus pumping ASI di kantornya, dan mungkin juga di malam hari untuk memastikan stok ASIP di freezer cukup, memastikan bayinya mau minum ASI pakai dot, dsb. Pumping bukan perkara yang ringkas lho... dimulai dari mensterilkan pompa dan wadah penyimpanannya yang bisa memakan waktu antara 10-15 menit, merangkai si alat pompa yang sudah steril, lalu atur posisi memompa. Setelah memompa masih harus segera mencuci si alat pompanya supaya nanti kualitas ASIP berikutnya terjamin higienitasnya. Eits.. belum selesai sampai di sini, ASIP yang sudah dipompa harus dipastikan kualitasnya hingga nanti diminum oleh si bayi. Bagaimana kalau bayi menolak ASIP? Hmmm...
Saya bersyukur masa-masa itu bisa terlalui dengan baik. Meskipun bisa dibilang tidak semulus itu, karena di awal-awal sempat merasakan juga perasaan stress, mungkin itu yang dinamakan baby blues.
Jika dirunut dari awal, inilah 9 kunci kesuksesan ASI eksklusif enam bulan untuk bayi saya :
1. Pemahaman sedalam mungkin tentang ASI semenjak bayi belum lahir
Memahami segala sesuatu yang berkaitan dengan ASI tidak hanya menjadi kebutuhan saya sebagai calon ibu (pada waktu itu). Namun suami dan orang tua saya juga merasa perlu untuk tau. Pemahaman yang betul dan sejalan mengenai ASI antara ibu menyusui, pak suami, dan kakek nenek si bayi akan memudahkan pemberian ASI, meskipun realitanya tidak semudah itu 😁. Kebetulan saya dan suami mempunyai hobi yang sama, yaitu membaca, jadi kami tidak mengalami kesulitan dalam mencari informasi tentang ASI. Buku-buku yang saya baca : Setiap Wanita (Derek Llewellyn Jones) dan AyahASI (yang ini suami saya juga baca). Selain itu baca-baca artikel saja di internet. Ibu saya rajin mencari informasi di TV, juga kenalannya yang dokter, bidan, dan ibu-ibu arisan, hehe. Saya bersyukur juga karena ibu saya cukup bawel, sehinggainformasi yang beliau dapatkan pasti dishare ke ayah saya, dan tentu saja ke saya. Hehe. Selain itu saya juga banyak berguru pada yang sudah pernah mengalami. Selalu tanamkan prinsip bahwa pengalaman orang lain adalah pelajaran berharga bagi saya.
Keuntungan pemberian ASI menurut Derek dalam bukunya :
- ASI merupakan produk yang steril, seimbang, dan cocok untuk bayi
- Pemberian ASI memungkinkan bayi berinteraksi lebih baik dibanding diberi susu botol
- Dalam ASI terkandung zat-zat makanan yang melindungi bayi terhadap infeksi, khususnya infeksi gastro-intestinal, pernafasan, dan virus
- ASI dapat melindungi bayi terhadap gangguan alergi seperti asma dan eksim
- Bayi yang diberi ASI cenderung tidak obesitas, faktor yang dalam kehidupan dewasa berpengaruh pada penyakit jantung koroner, tekanan darah tinggi, penyakit kandung kemih, dan diabetes.
- Lebih praktis, cukup menyodorkan PD ke mulut bayi
- Pemberian ASI lebih ekonomis dibandingkan susu formula
Dengan semua keuntungan ini, maka sudah seyogyanya setiap ibu memberikan ASI kepada bayinya, kecuali jika terdapat halangan medis.
Bagaimana terbentuknya ASI?
Setelah bayi lahir, PD mulai menghasilkan ASI atas peran hormon prolactin. Prolactin diperlukan oleh sel pembuat ASI di dalam alveoli PD. Alveoli dapat dibayangkan sebagai gelembung-gelembung seperti buah anggur (bentuknya, bukan ukurannya) di dalam PD. Hormon prolactin dikeluarkan oleh sel-sel dalam kelenjar pituitari tepat di bawah otak. Pada saat hamil, produksi hormon ini cenderung terhambat oleh progesteron dan estrogen yang dihasilkan selama kehamilan, sehingga ASI tidak bisa diproduksi. Saya katakan cenderung karena pada kenyataannya ada ibu-ibu yang masih bisa menyusui sementara mereka hamil. Setelah melahirkan, progesteron dan estrogen akan berkurang kadarnya. Ketika ibu sedang menyusui, rangsangan lidah bayi pada puting akan menghasilkan impuls syaraf yang akan menjadi sinyal bagi sel pituitari untuk melepaskan prolactin. Prolactin selanjutnya akan beredar melalui aliran darah dan ketika mencapai PD akan diambil oleh sel pembuat ASI. Prolactin datang, dibuatlah ASI.
Setelah ASI diproduksi, ASI tetap akan berkumpul di dalam kelenjar ASI, sehingga kelenjar tersebut menggelembung, kecuali jika ASI dikeluarkan. ASI keluar dari kelenjar ASI melalui saluran menuju (katakanlah) kolam susu, baru kemudian keluar ke mulut bayi. Proses pengeluaran ASI ini dipengaruhi oleh hormon oxytocin, yang dilepaskan bersama prolactin ketika bayi disusui. Oxytocin menyebabkan otot-otot di sekitar saluran tersebut mengerut sehingga ASI bisa keluar dari PD.
Pada mulanya cairan yang keluar dari PD ibu berwarna kekuningan dan kental, dinamakan Colustrum. Dalam rentang 24-48 jam setelah melahirkan, ASI yang berwarna putih akan mulai keluar. Jumlah ASI yang dikeluarkan tergantung dari kebutuhan bayi. Sel pituitari menerjemahkan "kebutuhan bayi" sesuai dengan impuls syaraf yang diterimanya pada saat bayi disusui. Artinya, semakin sering bayi disusui, akan semakin banyak prolactin dan oxytocin yang dilepaskan. Semakin banyak prolactin, akan semakin banyak pula ASI yang diproduksi. Semakin banyak oxytocin, akan semakin banyak pula volume ASI yang dikeluarkan dari PD.
Jadi semakin teranglah, pentingnya proses menyusui dalam 24-48 jam pertama setelah bayi lahir :)
2. Faktor Makanan
Terbukti memang ada makanan-makanan tertentu yang kalau dimakan bisa menjadi booster ASI, yaitu sayur-sayuran berkuah (tidak bersantan), sayur-sayuran hijau, kacang-kacangan, dan daging sapi. Saya mulai perbanyak mengkonsumsi menu jenis ini sejak usia kehamilan masuk minggu ke-36.
3. Pemilihan tempat dan tenaga medis yang membantu proses persalinan
Kini terdapat banyak sekali pilihan tempat bersalin. Di antaranya tempat praktek bidan, klinik bersalin, dan rumah sakit. Saran saya, pilihlah tempat bersalin dan tenaga medis yang mendukung pemberian ASI ekslusif. Pemilihan tenaga medis dapat dimulai sejak positif hamil.
Pengalaman saya, sejak testpack positif saya langsung pilih dokter kandungan yang pro ASI eksklusif, ini bisa didapat dari informasi teman-teman maupun review di internet. Biasanya seorang dokter bisa memiliki lebih dari satu tempat praktek di satu kota/ daerah. Pilihlah tempat praktek yang pelayanannya paling baik dan mendukung pemberian ASI eksklusif. Informasi tentang ini juga bisa didapat dari teman maupun review di internet.
Bagaimana ciri-ciri tempat bersalin yang mendukung ASI eksklusif?
Tempat bersalin yang mendukung pemberian ASI eksklusif biasanya memiliki kebijakan rooming-in. Rooming-in adalah istilah yang menggambarkan bahwa setelah bayi lahir bayi langsung tidur sekamar dengan ibunya, sehingga memudahkan pemberian ASI. Biasanya di setiap kamarnya terdapat box bayi yang ada penghangatnya. Tapi bukan inkubator. Karena inkubator mahal, hehe, dan hanya kasus-kasus tertentu saja yang bayinya perlu dimasukkan ke dalam inkubator.
Ciri yang kedua dari tempat bersalin yang proASI adalah adanya kebijakan IMD atau Inisiasi Menyusui Dini. Setelah melahirkan, sebelum bayi dimandikan dan dipakaikan baju bayi akan dibiarkan berada di pelukan ibunya. Selama berada di pelukan ibunya mulut bayi akan mencari-cari PD ibu untuk menyusui. Proses ini berlangsung selama 15 menit sampai 1 jam. Alhamdulillah klinik yang saya pilih memiliki dua kebijakan ini.
Namun bukan berarti tempat bersalin yang tidak memiki kebijakan rooming-in lantas tidak pro ASI. Silakan diskusikan hal ini dengan petugas yang berwenang, baiknya dipastikan juga bagaimana pemberian ASI nya jika bayi tidak sekamar dengan ibunya. Berdasarkan pengalaman saya, kebetulan Aqila ngASI nya kuat, sering sekali, dan betah lama-lama. Misal baru beres disusui, setengah jam kemudian bisa saja minta ASI lagi. Jadi bagaimana ya, kalau Aqila tidak seruangan dengan saya? Mungkin pemberian ASI melalui botol? Atau susu formula dalam botol? Hal ini yang perlu dipastikan.
4. Menyusui sesering mungkin
Semakin sering menyusui, produksi ASI juga akan semakin meningkat. Biasanya di awal-awal kelahiran bayi, produksi ASI masih sedikit atau bahkan belum keluar. Di lain sisi si bayi sudah lapar dan tidak sabar. Tidak perlu khawatir, tetap saja susui bayi kita meskipun ASI yang keluar hanya sedikit atau bahkan belum keluar. Saya pernah mengalaminya sendiri. Alhamdulillah ASI memang langsung keluar setelah Aqila lahir, tapi kuantitasnya? Paling harus sabar dan kuat mental kalau ada orang lain yang komentar, "ga keluar ASI nya lho itu!", "kok ga kedengeran suara apa-apa, ASI nya keluar ga sih?" "Kasian rewel terus, udah laper itu..."
Yakinlah, semakin sering dikenyot-kenyot produksi ASI akan semakin banyak. Yakinlah, ini adalah moment pahit yang harus dilewati sebelum produksi ASI yang melimpah sebentar lagi. Yakinlah, ASInya sedang dalam proses pengolahan dan distribusi, belum tiba di kantong PD. 😆😆
5. Motivasi yang kuat untuk ASI eksklusif
Dengarkanlah suara hati diri sendiri, apa alasan kuat untuk tetap memberikan ASI eksklusif? Ibu sudah mencari tau apa itu ASI. Kelebihan ASI dibanding susu formula. Ilmu ibu sudah banyak. Lalu apa keputusan ibu? ASI eksklusif kan? Enam bulan ASI eksklusif dan 2 tahun ASI eksklusif plus MPASI, iya kan? :)
Jika iman kita sudah kuat untuk memberikan ASI eksklusif, maka insyaallah akan tahan dengan godaan yang mungkin akan datang selama proses persusuan. Baik dalam menghadapi kerewelan si kecil, mengatur waktu antara memberikan ASI dan aktivitas yang lain, godaan untuk memberikan ASI karena si kecil tampak lebih langsing dibanding teman-teman seumurannya, suara-suara dari orang lain, pengalaman masa kecil dengan susu formula, dsb. Semua itu hanya sedikit kerikil tajam. Motivasi yang kuat bisa mendukung kesuksesan pemberian ASI eksklusif.
6. Percaya diri dan positif thinking, hilangkan stres
Jika ibu yang baru melahirkan percaya diri bisa menyusui, maka pemberian ASI akan berhasil. Juga sebaliknya, kecemasan ASI yang dihasilkan hanya sedikit dan tidak mencukupi, pun akan menyebabkan produksi ASI terhambat. Ini ternyata sudah ada penelitiannya lho.
Saya akui kepercayaan diri saya terjaga juga berkat bantuan pak suami, orang tua, keluarga, dan teman-teman. Saya bersyukur ada grup ibu-ibu menyusui (saya dan teman-teman yang seangkatan sejurusan di kala kuliah) di whatsapp. Tempat para ibu-ibu bisa bertanya, sharing dan bahkan ada yang berkeluh kesah mengenai seeemuanya yang berhubungan dengan ibu-ibu menyusui. Kemudian ada juga grup motherhood di facebook, yang anggotanya ibu-ibu satu almamater lintas jurusan. Salah satu tempat mengobati stress dan mencari solusi. Seolah punya banyak penasehat yang akan saling membantu setiap kali diperlukan.
Pelepasan oxytocin, hormon yang dibutuhkan untuk produksi ASI, juga dipengaruhi oleh emosi. Ketika ibu merasa nyaman dan bahagia, oxytocin akan banyak dihasilkan, produksi ASI lancar. Begitupula sebaliknya, dalam kondisi tertekan, oxytocin sedikit atau bahkan tidak dilepaskan, produksi ASI terhambat, atau tidak ada produksi sama sekali. Meskipun hal ini terjadi sementara, dan semua kembali normal ketika ibu kembali merasakan kenyamanan dan bahagia.
Refleks pengeluaran ASI (proses setelah ASI diproduksi) juga dapat dipicu tanpa rangsangan fisik lidah bayi. Refleks ini dipengaruhi oleh getaran halus di PD ibu dan keinginan untuk menyusui. Ketika ibu mendengar bayinya menangis dan ibu ingin menyusui, ia akan segera merasakan di PD nya, ASI akan segera keluar. Hal ini berlaku juga sebaliknya. Jika ibu merasa ASI nya tidak cukup, maka pengeluaran ASI terhambat dan terasa tidak mencukupi, meskipun sesungguhnya produksi ASI normal. Inilah kekuatan magis dari pemikiran sederhana : positif thinking.
7. Pijat PD
Kegiatan ini bisa dilakukan sendiri mulai kehamilan usia 30 minggu. Bagaimana caranya? Sudah banyak artikel di internet yang mencantumkan caranya untuk tujuan kelancaran produksi ASI di kala nanti bayi sudah lahir.
Berikut ini cara yang disarankan Derek dalam bukunya :
- Awali dengan menyeka kedua PD menggunakan air hangat dan waslap
- Letakkan tangan di sekeliling bagian luar PD
- Dengan lembut tapi kuat pijat ke arah (maaf) puting
- Tarik keluar setiap puting, kemudian putar dengan hati-hati antara telunjuk dan ibu jari beberapa kali. Proses ini akan membuat puting lebih fleksibel dan tidak mudah retak ketika bayi mengisapnya.
Ahli massage ibu hamil dan bayi langganan saya menyarankan pijat dilakukan 2 kali sehari, setiap sebelum mandi pagi dan mandi sore, menggunakan baby oil supaya tidak kesat.
Menurut konselor laktasi, perlu juga dibersihkan bagian saluran tempat keluarnya ASI. Karena secara tidak sadar sepanjang umur kita bagian tersebut bisa tertutup oleh benda asing (kotoran, benang halus, dsb) yang semakin hari semakin menumpuk. Hal ini bisa menghambat keluarnya ASI pertama kali. Bersihkan dengan hati-hati menggunakan cotton bud dan baby oil. Derek pun dalam bukunya menyarankan proses ini.
Pijat PD dan pembersihan saluran keluarnya ASI ini dilakukan sejak kehamilan masuk usia 30 minggu, sebanyak dua kali sehari, kurang lebih sekitar 10 menit untuk setiap PD. Terkadang terasa kontraksi pada kandungan saat dipijat dan dibersihkan. Jika hal ini terjadi, hentikan pemijatan dan pembersihan sejenak, kemudian baru dilanjutkan jika kontraksi berhenti, demikian seterusnya.
8. Teknik pemberian ASI, teknik perlekatan yang benar
Ternyata, posisi otot-otot saluran ASI (yang bertanggung jawab terhadap pengeluaran ASI) terletak pada bagian areola PD (bagian berwarna gelap di sekitar puting). Gigitan gusi bayi pada bagian ini akan menyebabkan pengerutan otot saluran ASI lebih kuat, sehingga memperbanyak volume ASI yang keluar. Inilah mengapa teknik perlekatan penting diperhatikan, pastikan gusi bayi menggigit bagian areola.
Bagaimana jika bayi hanya menggigit bagian puting? Otomatis volume ASI yang keluar lebih sedikit demi sedikit. Jika bayi terlanjur lapar dan gemas, ini akan berakibat gigitannya menjadi semakin kencang dan bisa melukai puting ibu.
9. Jadwal pemberian ASI
Kebutuhan masing-masing bayi berbeda. Pada dasarnya, berikan ASI sesering kemauan bayi.
Demikianlah kunci kesukseksan ASI eksklusif bayi saya selama 6 bulan kemarin, yang saya padu padankan antara pengalaman dan teori dari literatur. Semoga tulisan ini bermanfaat dan insyaallah akan jadi reminder bagi saya kelak ketika menyusui adiknya Aqila *masih dalam perencanaan* hehe..
Bagaimana pengalaman Anda? Share yuk...
Referensi :
Llwellyn-Jones, Derek. 2009. Setiap Wanita - Panduan Terlengkap tentang Kesehatan, Kebidanan, & Kandungan. Delapratasa Publishing.
0 comments:
Post a Comment