Monday, 27 June 2016

Playgroup di Leoben, Austria

Halooo.
Nah ini dia, akhirnya mood bertemu lagi dengan kesempatan untuk menulis. Sebelum bercerita tentang masa-masa adaptasi anak saya di playgroup (yang tentunya lebih menarik bagi orang tua yang mau memasukkan anak ke playgroup juga 😁😁), supaya lebih nyambung nantinya, saya akan menceritakan terlebih dahulu bagaimana playgroup ini menjalankan programnya, sehingga bisa tampak jelas mengapa saya akhirnya mantap memasukkan anak ke playgroup tersebut.
Ketika saya memutuskan memasukkan anak ke playgroup, tidak serta merta itu menjadi keputusan bulat yang tidak bisa diganggu gugat. Saya merasa perlu memastikan playgroup tersebut baik untuk perkembangan anak saya. Saya ingin manfaat yang didapat setelah anak masuk playgroup jauh lebih besar daripada pengorbanan yang kami keluarkan. Ya, tentu saja ini penting, terutama karena pengorbanan yang kami keluarkan bukan hanya uang tapi juga quality time, terutama antara saya dan anak saya yang belum genap berumur 2 tahun. Jika tidak sebanding, ya lebih baik tidak usah masuk playgroup, lebih baik saya menunda diri dulu lagi untuk belajar bahasa secara intensif daripada tumbuh kembang anak dikorbankan. Ini sama seperti ketika saya hendak memilih antara resign atau tidak dari perusahaan tempat saya bekerja sebelum melahirkan (yang akhirnya saya memilih untuk resign). Maka kemudian saya mulai mencari informasi yang valid seputar playgroup di kota tempat tinggal kami.
Dengan keterbatasan kemampuan lisan bahasa Jerman saya, maka yang bisa saya lakukan hanyalah menghimpun informasi dari teman  saya yang anaknya sudah lebih dulu masuk playgroup serta (biasa) browsing di internet. Teman saya ini berkebangsaan Mesir dan merupakan satu-satunya teman di sini yang memiliki anak seumuran dengan anak saya, saya bersyukur dia bisa berbahasa Inggris. Hehe.
Hasil pencarian informasi dari internet juga sangat memuaskan. Karena di halaman pertama pencarian di google saya menemukan web site resmi dari pemerintah kota setempat yang bertautan dengan web site setiap taman kanak-kanak milik pemerintah yang ada di kota ini.

Fyi, ternyata setiap taman kanak-kanak milik pemerintah di sini ada playgroup nya untuk anak-anak di bawah umur 3 tahun.
Dari web itu saya bisa mendapatkan informasi valid dan up to date di mana saja lokasi taman kanak-kanak milik pemerintah, jam buka, jadwal dan penjelasan singkat kegiatan sehari-hari, foto beberapa spot, visi misi taman kanak-kanak tersebut, serta nama dan foto kepala sekolah, pädagogin, serta pengasuh. Penjelasannya singkat, mengena, dan desain web site nya lucu. Hahaha.. penting ga penting ya desain ini. Karena menurut saya, desain lucu seperti ini menegaskan bahwa taman kanak-kanak adalah tempat yang menyenangkan, dinamis, dan tidak kaku. Kalau penasaran bisa klik link ini hehe http://www.kindergarten-leoben.at
Umaaak... saya berharap nanti setelah pulang ke Indonesia bisa mendapatkan informasi resmi terintegrasi seperti ini supaya tidak perlu ngubek-ubek sendiri kota Bandung.. soalnya saya sudah iseng cari-cari juga web site resmi seperti ini untuk taman kanak-kanak di kota Bandung di Google kok belum ketemu-ketemu ya? Kalau blog banyak sih. Ya Alhamdulillah dan terima kasih pada mereka yang sudah mau mereview hasil survey nya di blog.
Ehem. Kembali lagi ke pencarian info playgroup untuk anak saya di sini. Nah, sayangnya informasi mengenai pendaftaran dan biaya tidak dicantumkan juga, di sana hanya dicantumkan ke mana saya harus bertanya mengenai informasi ini (yaitu ke balai kota atau langsung ke salah satu taman kanak-kanak yang dituju). Phyuh... pada waktu itu saya tidak tau apakah informan di balai kota dan taman kanak-kanak tersebut bisa dan mau berbahasa Inggris. Yap. Kota ini memang kota "Internasional", banyak orang asing tinggal di kota ini, baik mahasiswa maupun pekerja dan keluarganya. Namun percaya atau tidak, masih banyak yang komunikasi dalam pelayanan publik hanya mau berbahasa Jerman. Pelayanan publik terasa lebih baik dan lebih ramah jika kita menggunakan bahasa Jerman. Dan Bahasa Jerman saya tet tot.. menurut suami, seperti anak saya yang sedang belajar bahasa Indonesia. Hahahaaa.. Anyway, kekhawatiran saya benar juga.. Person in Charge untuk taman kanak-kanak di balai kota setelah saya temui ternyata hanya berbicara bahasa Jerman. Dia mengerti bahasa Inggris karena ketika saya hopeless tidak menemukan kalimat yang tepat dalam bahasa Jerman lalu saya menggunakan Bahasa Inggris, dia mengerti dan menjawab panjang lebar, tetapi dalam bahasa Jerman, dan tidak semua kalimat bisa saya pahami. Syukurlah waktu itu saya sudah sedia payung sebelum hujan, saya ditemani oleh seorang teman berkebangsaan Turki yang lahir dan besar hidup di Austria sehingga bahasa Jermannya sudah seperti penduduk lokal. Ke salah satu taman kanak-kanak pun demikian. Di titik itu saya merasa disitulah pentingnya relasi yang luas. Saya pun masih belajar membangun relasi.
Singkat cerita, inilah gambaran umum playgroup yang ada di taman kanak-kanak milik pemerintah di kota Leoben, Austria. Kurang lebih di kota-kota lain juga demikian, meskipun tidak plek-plekan sama.
- Di taman kanak-kanak terdapat dua macam grup : Grup Kindergarten itu sendiri (untuk usia 3-6 tahun) dan Grup Kinderkrippe (untuk usia kurang dari 3 tahun).
Jadi pembagiannya sudah jelas, berdasarkan usia. Usia menentukan stimulasi yang perlu dan tidak perlu mereka dapatkan sehingga berefek pada kegiatan sehari-hari yang akan mereka jalani selama di sana. Kinderkrippe inilah yang saya sebut sebagai playgroup. Jika diartikan ke dalam bahasa Inggris, Kinderkrippe memang artinya Playgroup. Akan tetapi di Indonesia, kinderkrippe lebih seperti gabungan antara day care dan playgroup. Namun supaya tidak bingung, maka saya tetap konsisten menggunakan istilah playgroup ya untuk kinderkrippe ini. Jadi kinderkrippe di sini semacam playgroup yang kegiatannya terjadwal, terstruktur, dan setiap hari anak-anak didampingi oleh pendidik lulusan sekolah Montessori dan pengasuh yang sudah di-training dengan baik oleh pemerintah untuk menjalankan metode Montessori.

- Apa itu metode Montessori? Silakan cari sendiri jawabannya di Google ya. Hehehe *takut salah jawab 😂.
- Kesannya kok keren atau sok keren itu ya bo playgroup aja Montessori segala? Ya gimana lagi yang ada ini di sini. Akhirnya saya malah jadi belajar dan mengakui kelebihan metode ini dalam menstimulasi anak. Dan sebenarnya tanpa disadari, banyak orang tua yang menstimulasi anaknya dengan metode ini. Mungkin Bunda Ayah yang membaca tulisan ini juga menerapkan metode ini. Hanya saja ada yang menyadari dan tidak. Mengenal istilah metode Montessori dan menuliskannya di sini supaya memudahkan barangkali ada yang ingin menggali lebih dalam mengenai metode-metode Montessori yang menyenangkan dalam menstimulasi anak-anak kita, sudah banyak juga buku di pasaran maupun artikel di internet yang bisa kita manfaatkan, bagi yang tertarik.
- Baik Kindergarten dan Kinderkrippe ada yang full day (pagi sampai sore) maupun half day (pagi sampai siang). Kelompok fullday dan half day dipisahkan. Jadi anak yang terdaftar full day tidak akan ada di ruangan yang sama dengan yang half day. Karena jadwal kegiatan mereka berbeda.
- Istilah full day dan half day hanya menunjukkan durasi maksimal anak berada di sana. Full day : maksimal 10 jam (dari jam 7-17.00), akan tetapi disarankan maksimal 8 jam untuk mengakomodasi kebutuhan emosional anak akan quality time bersama orang tuanya. Half day dari jam 7-13.00.
- Di kinderkrippe, anak tidak harus datang pagi dan pulang pada jam tertentu selama masih di dalam waktu tersebut. Bebas. Dan yang perlu diingat, datang maupun tidak, bayarnya tetap sama ya. Hahaha *perhitungan. Anak saya biasanya tiba di playgroup pada sekitar pukul 8.30 dan saya jemput sekitar pukul 16.15.
- Rutinitas setiap hari sama, yang berbeda adalah pädagogin, pengasuh, menu makanan, jenis permainan dan stimulasi yang dimainkan bersama-sama.
- Dalam satu grup hanya ada maksimal 12 anak. Setiap grup didampingi oleh 3 pengasuh dan 1 pädagogin setiap harinya.
- Jadwal playgroup full day :

7.00-9.15 bermain bebas di dalam ruangan

9.00-9.15 beberes ruangan bermain dan berkumpul di pintu keluar
9.15-9.30 berkumpul di ruang loker, bernyanyi bersama dengan gerakan, sambil mengantri cuci tangan
9.30-10.00 snack pagi bersama-sama
10.00-10.30 cuci tangan, ganti baju outdoor
10.30-11.30 bermain di halaman TK
11.30-12.00 ganti baju, cuci tangan
12.00-13.00 makan siang bersama
13.00-14.30an cuci tangan lanjut tidur siang
14.30an-15.00 bermain bebas di ruangan
15.00-15.30 beberes, cuci tangan
15.30-16.00 snack sore
16.00-17.00 bermain bebas di halaman (kalau cuaca cerah) atau di ruangan (kalau cuaca tidak memungkinkan).

Disana anak belajar untuk : mandiri (sesuai prinsip Montessori "help me, to do it myself", bersosialisasi dengan teman seumuran maupun orang dewasa (pädagogin dan pengasuhnya), bereksplorasi dengan mainannya, merapihkan mainannya sendiri, fokus, menyukai buku, mengungkapkan sesuatu dengan kata-kata, dan disiplin.


image
Dengan pola yang sudah tertata seperti ini, mainan yang sangat banyak dan menarik, tempat yang bersih dan rapih, pädagogin dan pengasuh yang ramah, ternyata tetap bukan hal yang mudah bagi anak saya beradaptasi di sana pada awalnya. Tentu saja karena anak belum kenal dengan lingkungan baru itu serta habit yang jauh berbeda diterapkan di sana. Bersama ibu nya di rumah banyak hal lebih ditoleransi daripada di sana. Seringkali senjata ibunya mah... "wes sing penting anake meneng.." (yang penting anaknya ga rewel 😂, dalam batasan-batasan tentunya).
Adaptasi selama 3 minggu sangat berat. Apalagi karena anak masih terbiasa menyusui langsung. Anak nangis, rewel, minta pulang, sudah jadi santapan selama 3 minggu itu. Tapi semua itu sangat berarti. Kami berdua, saya dan anak, banyak mendapatkan manfaat dari sana.
Mau tau bagaimana perjalanan adaptasi anak saya di playgroup? Simak postingan berikutnya yaa 😆😆😆
#selalu_ada_cerita_untuk_dibagi
Share:

0 comments:

Post a Comment

Disclaimer

Dear reader, Nothing is perfect, demikian juga konten di blog ini. Oleh karena itu, terimakasih untuk komentar, sharing, saran, kritik dan untuk kunjungannya ke blog saya, yang walaupun imperfect namun semoga bermanfaat. ♥ vidya ♥

Labels

Drop me a message

Name

Email *

Message *

Recent Posts

About me

Empat tahun mengenyam pendidikan S1 Sekolah Farmasi, saya melanjutkan Pendidikan Profesi Apoteker satu tahun. Alhamdulillah semuanya dilancarkan dan saya berkesempatan berkarya di dunia industri kosmetik setelah saya lulus Pendidikan Profesi. Tiga tahun berkiprah di dunia itu, saya memutuskan berhenti sementara dari dunia karir demi berkumpul dengan keluarga kecil di Leoben, Austria

Saya mengenal blog semenjak kuliah profesi. Saya memiliki blog pribadi dan bergabung menjadi author di www.apotekerbercerita.com. Sebelumnya saya hanya menumpahkan isi pikiran di diary. Namun saya baru menyadari kecintaan menulis justru setelah berada di Austria. Dengan menulis saya banyak membaca dan belajar, mengingat, belajar berkomunikasi, belajar bertanggung jawab dan akhirnya saya mengijinkan diri saya sedikit berbangga dan bahagia meskipun mungkin menurut orang itu biasa saja hihi. Saya merasa ada yang terobati setiap bisa menyelesaikan satu judul tulisan. Maka saya pikir tidak ada alasan untuk berhenti menulis.

Terimakasih kepada siapa saja yang sudah berkunjung, selamat membaca dan semoga konten webblog ini bisa bermanfaat.

Salam hangat,

Vidya