Monday, 13 February 2017

Buku Resep Favorit

Ini buku resep favorit saya, judulnya Kochen für Kinder karya Dagmar von Cramm (author) dan Michael Brauner (fotografer). (I thank both of you, the editor, the publisher, and those who gave this to me :)). Buku ini sejatinya warisan dari kolega suami saya (orang Austria), kalau tidak salah dalam bulan pertama kedatangan saya di Leoben. Sebetulnya saya tidak yakin buku ini diberikan untuk saya atau dipinjamkan. Hahaha. Soalnya menurut saya buku resep ini kece badai.



Dagmar von Cramm, sang author, pengalamannya dalam dunia nutrisi keluarga bisa dicek di sini. Yang saya tangkap beliau seorang Ekotropolog (ahli nutrisi, household, dan ekonomi).

Buat saya yang tidak jago memasak cantik dan perbendaharaan resepnya belum banyak, buku ini kitab banget. Kenapa? Ini dia alasannya :

+ Di dalam buku ini dituliskan kurang-lebih 250 resep makanan yang banyak disukai anak dan yang paling penting : PRAKTIS. Ini menolong banget apalagi di saat anak GTM dan mati gaya ga ada ide lagi mau masak apa. Meskipun judul resepnya untuk anak, tapi banyak resep yang sudah saya coba juga cocok di lidah dewasa. Jadi enak, masak sekalian buat sekeluarga.

+ Resep-resep yang ada disusun berurutan sesuai dengan umur anak. Jadi sudah mirip seperti jadwal menu harian dari awal MPASI sampai nanti usia sekolah. Dimulai dari pure-pure-an sampai akhirnya sama seperti masakan dewasa.

+  Setiap resepnya dilengkapi dengan gambar yang menarik, full color, dan high resolution. Ngeliatnya doang aja sering bikin mupeng dan semangat buat bikin juga. Hehe. Sekarang malah anak saya sudah suka milih, buka bukunya, bolak-balik, liat gambarnya lalu teriak2, "Mauu dimata-in inii. Mauu yang inii.” Nah untung ya dia mah ga protes kalau hasil masakan bundanya beda ‘penampakan’ dengan yang di gambar. Hihihi. I often need to try more than once just to become slightly like an expert :D



+ Setiap resep juga dilengkapi perkiraan waktu preparasi, nilai ekonomis, nutrition value, serta kalorinya.

+ Tidak hanya resep yang ditulis di dalam buku ini, tetapi juga ulasan tentang bagaimana sebaiknya asupan untuk si kecil sejak suapan yang pertama, tahun pertama, masa balita, anak-anak, saran asupan untuk anak yang sedang sakit, tentang hubungan makanan dan kesehatan gigi, serta rangkuman berisi sumber-sumber vitamin dan mineral tertentu itu ada di bahan apa aja. 

+ Jenis makanannya sangat bervariasi. Ada pure, sup krim, pasta, panggang-panggangan, roti tawar, puding, shake, jus, salad, keju-kejuan sembunyi, olahan nasi, pancake, steak, nugget.. dari gambarnya kira-kira 97% menarik dan mudah diiolah oleh chef lokal seperti saya. (lokal di keluarga.. Hehehe).

+ Menggunakan Bahasa Jerman yang mudah dipahami meskipun dengan bantuan google translate. Hihihi. Ini sih so personal ya. Karena kebetulan saya juga sedang belajar Bahasa Jerman jadilah buku ini salah satu cara memperbanyak kosakata dan memahami kalimat resep yang fun buat saya.

+ Menggunakan bahan-bahan yang mudah didapatkan di supermarket. Dan sebetulnya ada juga bahan-bahannya di Indonesia. Ini membantuuu banget deh.

Waktu saya sekeluarga awal-awal di sini, kami bertahan dengan masakan ala Indonesia meskipun dengan bumbu dan bahan seadanya. Karena tidak semua bumbu dan bahan makanan di Indonesia ada di sini. Kalaupun ada, sebagian besarnya relatif lebih mahal harganya dibandingkan bahan-bahan lokal. Misalnya, sayuran untuk salat kebanyakan lebih murah daripada jagung. Kentang lebih murah daripada beras. Keju lebih murah daripada santan. Ayam lebih murah daripada tahu dan tempe. Bawang putih tidak selalu ada. Dan sebagainya.

Awal-awal kami bertahan dengan masakan nusantara karena memang tidak terbiasa makan keju, salat, pasta, ga bisa juga ngolahnya bagaimana yang menarik dan enak. Sampai akhirnya kami bosan sendiri. Wkk. Dengan membuka diri terhadap makanan lokal hidup jadi lebih mudah. Tentunya tetap ya cari yang halal.

Nah saya juga tidak mau nutup-nutupin nih, tetap aja ya ada kelemahannya. Sedikiit. Yaitu, resep-resep yang ada di buku ini, kata yang mewarisi, adalah tipe masakan Jerman, bukan Austria. Jadi ada beberapa nama bahan yang beda dengan di Austria, meskipun sama-sama bahasa ibunya Bahasa Jerman. Hihi. Kalau tidak berhasil menemukan di rak bahannya, ya saya atau suami nanya aja sama mbak yang lagi kerja di supermarket, biasanya bahan itu ada tapi namanya lain. Contoh : bahasa Inggris quark, di Jerman : Magerquark, di Austria Topfchen. Nah bahasa Indonesia apa ya ini, quark juga atau....hehe saya belum tau. Ah.. learning languages in a real life is always interesting.

Buku ini selalu setia berada di pojokan meja makan kami. Alhamdulillah meja makan kami posisinya strategis (baca: dekat dengan kitchen set :D ), jadi udah enak menyimpannya di situ. Sambil nemenin anak saya makan, buka-buka deh bukunya, mau masak apa ya besok, besoknya, lalu besoknya lagi.. supaya belanjanya sekalian. Nanti ketika masak, tinggal dibuka saja bukunya alias nyontek. Ehehe. Ya beginilah ibu-ibu newbie. Kalau masakannya berhasil dan lumayan fotogenik penyajiannya, biasanya saya foto. Hahahaa.

Karena selera setiap orang berbeda, tentunya tidak semua resep di buku ini cocok dengan lidah kami. Saya yakin di keluarga yang lain pun kemungkinan besar begitu. Jadi biasanya, setelah dicicipi tuh sama jurinya alias pak suami dan anak, kalau rasanya enak dan cocok dengan lidah mereka, foto nya lalu saya edit sedikit,  dibubuhi tulisan resepnya, simpan di satu folder di laptop, dan tidak lupa di share di blog, ig, fb.. hehehe. Keberhasilan yang positif itu patut dirayakan kan.. dan siapa tau bermanfaat juga untuk yang baca. Yang pasti minimal akan berguna untuk dapur kami sendiri insya Allah di masa depan, karena saya orangnya pelupa. Akan lebih praktis daripada nyari-nyari lagi di buku.



Nah, kesimpulannya, buku ini recommended. If this book is a shop, so this will be a one stop shopping. I love this book so much!

Saya cari-cari di Amazon harganya sekitar EUR29 yang baru, EUR6 yang second. Hanya saja memang bahasa nya Jerman. Saya belum tau apakah terbit juga terjemahannya di Indonesia?


Apa ya buku sejenis yang recommended di Indonesia? Share dong Bund.. Tante.. Teteh.. Mbak.. Dek.. hehehe.


===
Baca juga : Resep Apfel StrudelResep Sup Telur Sayur, Resep Muffin Coklat, Resep Fusili Keju Udang, Resep Ayam Panggang Paprika, Resep Muffin Cake for Baby

Share:

0 comments:

Post a Comment

Disclaimer

Dear reader, Nothing is perfect, demikian juga konten di blog ini. Oleh karena itu, terimakasih untuk komentar, sharing, saran, kritik dan untuk kunjungannya ke blog saya, yang walaupun imperfect namun semoga bermanfaat. ♥ vidya ♥

Labels

Drop me a message

Name

Email *

Message *

Recent Posts

About me

Empat tahun mengenyam pendidikan S1 Sekolah Farmasi, saya melanjutkan Pendidikan Profesi Apoteker satu tahun. Alhamdulillah semuanya dilancarkan dan saya berkesempatan berkarya di dunia industri kosmetik setelah saya lulus Pendidikan Profesi. Tiga tahun berkiprah di dunia itu, saya memutuskan berhenti sementara dari dunia karir demi berkumpul dengan keluarga kecil di Leoben, Austria

Saya mengenal blog semenjak kuliah profesi. Saya memiliki blog pribadi dan bergabung menjadi author di www.apotekerbercerita.com. Sebelumnya saya hanya menumpahkan isi pikiran di diary. Namun saya baru menyadari kecintaan menulis justru setelah berada di Austria. Dengan menulis saya banyak membaca dan belajar, mengingat, belajar berkomunikasi, belajar bertanggung jawab dan akhirnya saya mengijinkan diri saya sedikit berbangga dan bahagia meskipun mungkin menurut orang itu biasa saja hihi. Saya merasa ada yang terobati setiap bisa menyelesaikan satu judul tulisan. Maka saya pikir tidak ada alasan untuk berhenti menulis.

Terimakasih kepada siapa saja yang sudah berkunjung, selamat membaca dan semoga konten webblog ini bisa bermanfaat.

Salam hangat,

Vidya