Teronggok buku ini di samping laptop saya. Gagah dan menggoda untuk dipelajari. Tak kuasa saya menahan untuk tidak membukanya. Di halaman Content, di bawah peta benua Eropa, di sana terangkum ke mana saja saya akan diajak jalan-jalan oleh buku ini. Inggris dan Irlandia, Perancis, Spanyol, Italia, Belanda dan Belgia, Jerman, Austria, Swiss, dan Republik Ceko, serta Yunani. Yeah! Keliling Eropa gratis. Cukup luangkan waktu yang berkualitas dengan buku ini. Hihihi. Yaa siapa tau suatu saat nanti ada rejeki untuk datang langsung...
Sejatinya buku ini buku lonely
planet kedua milik suami saya. Yang pertama berjudul Indonesia, sudah menemani
perjalanan honeymoon kami ke Bali dan
Lombok. Sesaat sebelum keberangkatannya yang pertama kali ke Austria, tak
sengaja matanya tertuju pada buku Discover Europe ini di rak toko buku
di dalam bandara Soekarno Hatta. Karena kami suah merasa sangat terbantu dengan
buku Lonely, suami pun memantapkan
hati membeli buku ini, bismillah... anggap sebagai tabungan, menambah wawasan
tentang benua yang kini kami tinggali, dan bagian dari doa, lagi-lagi siapa tau
suatu saat nanti ada rejeki untuk datang langsung...
Di era digital seperti sekarang,
informasi yang bisa memandu kita yang akan melakukan perjalanan memang sudah
banyak tersedia dan bisa diakses gratis di dunia maya. Tapi mengantongi satu
buku travelling guide yang isinya “relatif”
lengkap juga memberi banyak manfaat.
Saya ingin menjelaskannya dengan
contoh. Misalnya, kita hendak berlibur ke Jerman bulan depan. Yuk, mari buka
buku Discover
Europe di halaman Germany.
Di awal bahasan tentang setiap
negara, terdapat chapter “Highlight”.
Pada chapter Highlight negara Jerman
dijelaskan ikon-ikon utama di Jerman beserta fotonya, seperti Tembok Berlin, Berlin’s Tiergarten, Neuschwanstein & Hohenschwangau Castles, Munich’s
Beer Gardens, dan Cologne Cathedral.
Setelah itu, chapter selanjutnya adalah daftar lokasi terbaik yang wajib
dikunjungi.
Chapter selanjutnya yaitu apa saja yang perlu kita ketahui sebagai traveller sebelum membuat itinerary, meliputi spot penginapan, kapan
harus mulai dipesan, transportasi dan
cara pesan tiketnya, website yang
direkomendasikan untuk dikunjungi, dan peak
season.
Chapter selanjutnya sangat bermanfaat bagi yang belum ada gambaran
hendak berkunjung ke mana nanti di negara tujuan. Judul chapter-nya Itineraries. Di
sini dituliskan beberapa contoh itinerariy.
Misal travelling dari Berlin ke
Dresden, selama tiga hari bisa ke mana saja dan bagaimana caranya.
Nah, chapter berjudul Discover, menjelaskan tempat-tempat
yang direkomendasikan untuk dikunjungi di beberapa kota, dilengkapi dengan
peta, alamat website, alamat lokasi, waktu kunjungan yang oke, jam buka, sampai
cara untuk mencapai tempat itu dengan transportasi publik. Sangat membantu
untuk backpacker. Di chapter ini juga ada daftar di mana traveller bisa menginap, makan, mencari
hiburan, belanja, dan mendapatkan kartu diskon keliling kota. Di sini ada juga
rekomendasi dari penduduk lokal.
Nah, terakhir, chapter kamus Survival
Guide. Di bagian ini traveller bisa membaca apa saja yang
perlu diketahui untuk bisa “survive” selama travelling di negara tertentu. Misalnya
survive guide di Jerman, meliputi rate penginapan, transportasi publik
secara umum, hari libur nasional, visa, nomor-nomor telepon darurat, bagaimana
jika traveller adalah disable, dan sebagainya.
===
Kalau masalahnya justru kita belum
tau mau jalan-jalan ke negara mana di Eropa sehingga kita mencari apa saja yang
paling direkomendasikan di Eropa, di sini kita juga bisa menemukan jawabannya. Pada
bagian awal buku ada chapter yang
membahas 25 tempat tujuan travelling paling
direkomendasikan di Eropa. J
Hal yang penting-pentingnya sudah
lengkap kan.... tinggal digabung-gabungkan dengan informasi dari teman atau
kerabat dan info lain yang kita peroleh di dunia maya, saya rasa PEDE-lah sudah
jalan-jalan ke luar negeri sendirian (tanpa agen tur). Belum semua tempat yang
direkomendasikan buku ini sudah kami kunjungi, masih buanyaakk yang belum. Dari
beberapa yang sudah, di antaranya menggunakan buku ini sebagai guide-nya. Kami lebih senang eksplor
suatu tempat sendiri daripada ikut tur karena lebih leluasa, bisa dibilang kepuasannya
kami sendiri yang menciptakan (ya atas ijin Allah :D).
Buku Ini berukuran kurang lebih
10 (lebar) x 17 (panjang) x 5 (tebal), sof
cover, 844 halaman full color,
dan berbahasa Inggris. Di Indonesia kita bisa membeli buku ini di toko buku Books
and Beyond (offline maupun online di sini) atau
membeli online di website resmi Lonely Planet.
Buku ini lumayan makan berat sih
memang kalau mau dibawa travelling. Jadi
biasanya sebelum berangkat, yang penting-penting dan kira-kira akan saya
perlukan selama travelling dicatat di
kertas atau buku kecil atau difoto, sehingga praktis dibawa-bawa saat travelling. Karena selama perjalanan, kita
tidak bisa mengandalkan browsing dari
HP sepenuhnya,
Baca ini juga :
Buku Resep Favorit
Membuat Paspor untuk Bayi
Tips Persiapan Packing untuk Backpacker Pemula
Hendak ke Luar Negeri, Perlukah Vaksinasi TBE (Tick-Borne Encephalitis) untuk Mencegah Meningitis, Ensephalitis, dan Meningoensephalitis?
0 comments:
Post a Comment