Saturday 13 February 2021

Keberangkatan ke Austria

Akhirnya hari itu tiba juga. Jadwal keberangkatan kami ke Austria. Tiket sudah di tangan. Barang-barang sudah dikemas. Visa juga tentu saja sudah siap. Walaupun baru jadi beberapa hari sebelum keberangkatan.

Sedih karena ini yang pertama kali pergi sangat jauh dari Abah dan Ibu, untuk waktu yang lama. Sangat jauh sampai kami nggak yakin kapan bisa ketemu lagi. Mungkin tahun depan, atau depannya lagi, atau depannya lagi? Entahlah. Pun juga orang tua kami, saya yakin beliau berdua merasakan kegundahan yang tidak jauh berbeda. 

Tapi juga senang, karena ini artinya saya, suami, dan Aqila tidak perlu berjauhan lagi. 

Juga excited, wondering dunia luar seperti apa yang akan saya temui. 

Kala itu teknologi bernama android dan whatsapp belum lama muncul. Generasi milenial seperti saya dan suami tentu mudah menyesuaikan diri. Lain halnya dengan generasi senior. Kami juga sudah memikirkan itu. Hari-hari sebelumnya kami membiasakan berkirim video dan foto via whatsapp dan juga video call dengan para orang tua kami. Mempelajari trouble and shoot di whatsapp dan tentu saja cara memperpanjang kuota internet 😄 Demi kelancaran komunikasi jarak jauh nanti.

Di hari H, Abah dan Ibu, kedua mertua, dan adik ipar semua mengantar di bandara. Sahabat saya, Sabrina dan Kuti juga datang. Adik kelas suami yg sudah bantu ngurus2 residence permit, Heru dan Gumi, juga datang. Kakak saya dan keluarganya yang saat itu tinggal di Tanjung Balai, tidak bisa hadir. Tapi mereka sudah menyempatkan untuk bertemu kami di rumah sebelumnya. Momen yang sangat berarti ❤️

Aqila saat itu usianya 1 tahun lewat sedikit. Dia baru bisa mulai melangkah beberapa langkah. Lucu sekali. Di bandara, dia selalu bersama mainan kucing kesayangannya. Tetap ceria sambil berusaha disuapi makan buah pisang. Dia waktu itu memang agak tidak suka makan. Hahah. Sedikit makan, tapi sehat dan sangat aktif. Alhamdulillah. Dia senang sekali banyak yang datang memperhatikannya. Dia belum mengerti momen nano-nano di hari itu 😅 yah.. sepertinya keberadaannya menjadi pelipur lara kami semua orang dewasa yang di sana.
Tiba saat saya, suami, dan Aqila harus masuk ke ruang tunggu di dalam bandara. Sekali saya sempatkan menoleh ke belakang, melambaikan tangan, tersenyum dan berusaha tidak menitikkan air mata. Wkwk. Saya orang yang gampang terharu.

---
Sekelumit cerita untuk Aqila 😊 sebelum bunda lupa suatu hari nanti 😁

<<< Cerita sebelumnya :


Mengajukan Visa Schengen Austria 


0 comments:

Post a Comment